Langsung ke konten utama

ARTIKEL BULAN APRIL

 

Nama: Alvando Nichy
Jurusan/Angkatan: Manajemen 2022

YEREMIA 17:7
MENGANDALKAN TUHAN DALAM KEADAAN SULIT

“Berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!(Yeremia 17:7)

Di zaman yang penuh ketidakpastian seperti sekarang dengan krisis ekonomi, wabah penyakit, konflik global, dan tekanan hidup yang terus meningkat banyak orang merasa gelisah dan kehilangan arah. Mereka mencari tempat untuk bersandar: pada kekayaan, kekuasaan, teknologi, bahkan manusia. Namun semua itu tidak memberikan jaminan yang sejati. Dalam kondisi inilah firman Tuhan dari Yeremia 17:7 menjadi pelita yang menyinari hati dan mengarahkan langkah kita.

Dalam dunia yang sering memberi janji palsu, harapan kepada Tuhan adalah satu-satunya harapan yang tidak mengecewakan. Orang yang menaruh harapan kepada Tuhan tidak mudah putus asa, karena dia tahu waktu Tuhan sempurna, janji Tuhan tidak pernah gagal, dan kasih setia Tuhan baru setiap pagi (Ratapan 3:22-23).

Kehidupan seringkali membawa kita pada situasi yang sulit, dimana kita merasa terjebak atau tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ketika kita menghadapi tantangan yang berat, kita seringkali merasa tidak memiliki kekuatan untuk menghadapinya. Namun, firman Tuhan dalam Yeremia 17:7 Mengingatkan kita bahwa berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya sepenuhnya kepada-Nya.

Mengandalkan Tuhan berarti melepaskan ketergantungan pada diri sendiri atau orang lain dan sepenuhnya mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Ketika kita mengandalkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita tidak bisa mengatasi masalah dengan kekuatan kita sendiri, tetapi kita percaya bahwa Tuhan memiliki kuasa yang tak terbatas untuk menolong dan memimpin  kita keluar dari kesulitan.

Yeremia 17:7 juga memberikan gambaran tentang bagaimana orang yang mengandalkan  Tuhan akan diberkati. Mereka seperti pohon di tanam ditepi air, yang akar-akarnya tetap teguh dan terus tumbuh meskipun ada musim panas atau kemarau yang panjang. Dengan mengandalkan Tuhan, kita tetap dapat teguh dalam iman meskipun keadaan di sekitar kita tidak menentu, karena kita memiliki sumber kekuatan yang tidak akan pernah kering yaitu Tuhan yang setia.

Mengandalkan Tuhan bukan hanya tindakan pasif atau sekadar menyerah. Ini adalah tindakan aktif yang lahir dari iman, yaitu percaya penuh bahwa Tuhan adalah Allah yang sanggup, setia, dan baik. Mengandalkan Tuhan berarti menaruh seluruh kepercayaan kita kepada-Nya dalam keputusan, masa depan, dan segala situasi.

Yeremia menegaskan bahwa berkat datang kepada orang yang memilih untuk menjadikan Tuhan sebagai tumpuan hidupnya. Dalam bahasa Ibrani, kata “mengandalkan” (בָּטַח - batach) berarti "percaya dengan rasa aman dan tenang." Artinya, orang yang mengandalkan Tuhan akan hidup dengan damai, bukan karena masalah tidak ada, tetapi karena dia tahu siapa yang menopangnya.

Pengharapan yang tidak sia-sia.

Dunia sering kali memberi harapan palsu. Banyak janji gagal ditepati, banyak rencana manusia yang akhirnya hancur. Tetapi pengharapan kepada Tuhan tidak pernah sia-sia. Mengapa? Karena Tuhan bukan manusia yang bisa berbohong atau berubah. Ia setia kepada janji-Nya.

Yeremia ingin menegaskan bahwa ketika seseorang menaruh harapan hanya kepada Tuhan, dia tidak akan pernah dikecewakan. Dalam konteks kitab Yeremia, bangsa Yehuda sedang dalam kondisi tertekan dan menghadapi penghakiman Tuhan karena dosa mereka. Namun, bahkan di tengah situasi gelap, Yeremia menunjukkan bahwa masih ada berkat bagi mereka yang kembali kepada Tuhan dan berharap kepada-Nya.

Ayat ini menyatakan dengan tegas bahwa berkat sejati datang kepada mereka yang mengandalkan Tuhan. Kata “mengandalkan” di sini bukan sekadar percaya sesaat atau berharap ketika dalam kesulitan, tetapi sebuah kepercayaan total dan penyerahan penuh kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Mengandalkan Tuhan berarti:

           Menempatkan Dia sebagai pusat keputusan kita.

           Tidak bersandar pada pengertian sendiri (Amsal 3:5-6).

           Mencari kehendak-Nya lebih daripada logika atau kekuatan manusia.

           Berjalan dalam ketaatan, meski jalan tampak sulit atau tidak masuk akal.

Yeremia 17:7 mengajarkan bahwa berkat sejati datang kepada mereka yang sepenuhnya mengandalkan dan menaruh harapannya kepada Tuhan. Orang yang percaya dan bersandar kepada Tuhan akan menerima kekuatan, ketenangan, dan pemeliharaan Ilahi, bahkan di tengah situasi sulit. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber pengharapan yang tidak pernah gagal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...