“Berbahagialah orang yang
mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN!” (Yeremia 17:7)
Di zaman yang penuh ketidakpastian seperti
sekarang dengan krisis ekonomi, wabah penyakit, konflik global, dan tekanan
hidup yang terus meningkat banyak orang merasa gelisah dan kehilangan arah.
Mereka mencari tempat untuk bersandar: pada kekayaan, kekuasaan, teknologi,
bahkan manusia. Namun semua itu tidak memberikan jaminan yang sejati. Dalam
kondisi inilah firman Tuhan dari Yeremia 17:7 menjadi pelita yang menyinari
hati dan mengarahkan langkah kita.
Dalam dunia yang sering memberi janji palsu, harapan kepada
Tuhan adalah satu-satunya harapan yang tidak mengecewakan. Orang yang menaruh
harapan kepada Tuhan tidak mudah putus asa, karena dia tahu waktu Tuhan
sempurna, janji Tuhan tidak pernah gagal, dan kasih setia Tuhan baru setiap pagi
(Ratapan 3:22-23).
Kehidupan seringkali membawa kita pada situasi yang
sulit, dimana kita merasa terjebak atau tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Ketika kita menghadapi tantangan yang berat, kita seringkali merasa tidak
memiliki kekuatan untuk menghadapinya. Namun, firman Tuhan dalam Yeremia 17:7 Mengingatkan kita bahwa
berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya sepenuhnya
kepada-Nya.
Mengandalkan Tuhan berarti melepaskan ketergantungan pada
diri sendiri atau orang lain dan sepenuhnya mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Ketika kita mengandalkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita tidak bisa mengatasi masalah dengan kekuatan kita sendiri, tetapi kita percaya bahwa Tuhan
memiliki kuasa yang tak terbatas untuk menolong dan memimpin kita keluar dari kesulitan.
Yeremia 17:7 juga memberikan gambaran tentang bagaimana
orang yang mengandalkan Tuhan akan
diberkati. Mereka seperti pohon di tanam ditepi air, yang akar-akarnya tetap
teguh dan terus tumbuh meskipun ada musim panas atau kemarau yang panjang. Dengan
mengandalkan Tuhan, kita tetap dapat teguh dalam iman meskipun keadaan di sekitar kita tidak menentu, karena kita memiliki sumber kekuatan yang tidak akan pernah kering yaitu
Tuhan yang setia.
Mengandalkan Tuhan bukan hanya tindakan pasif atau
sekadar menyerah. Ini adalah tindakan aktif yang lahir dari iman, yaitu percaya
penuh bahwa Tuhan adalah Allah yang sanggup, setia, dan baik. Mengandalkan
Tuhan berarti menaruh seluruh kepercayaan kita kepada-Nya dalam keputusan,
masa depan, dan segala situasi.
Yeremia menegaskan bahwa berkat datang kepada orang yang memilih untuk menjadikan Tuhan sebagai tumpuan hidupnya. Dalam bahasa Ibrani, kata “mengandalkan” (בָּטַח - batach) berarti "percaya dengan rasa aman dan tenang." Artinya, orang yang mengandalkan Tuhan akan hidup dengan damai, bukan karena masalah tidak ada, tetapi karena dia tahu siapa yang menopangnya.
Pengharapan yang tidak sia-sia.
Dunia sering kali memberi harapan palsu. Banyak janji
gagal ditepati, banyak rencana manusia yang akhirnya hancur. Tetapi pengharapan
kepada Tuhan tidak pernah sia-sia. Mengapa? Karena Tuhan bukan manusia yang
bisa berbohong atau berubah. Ia setia kepada janji-Nya.
Yeremia ingin menegaskan bahwa ketika seseorang menaruh
harapan hanya kepada Tuhan, dia tidak akan pernah dikecewakan. Dalam konteks kitab
Yeremia, bangsa Yehuda sedang dalam kondisi tertekan dan menghadapi penghakiman
Tuhan karena dosa mereka. Namun, bahkan di tengah situasi gelap, Yeremia
menunjukkan bahwa masih ada berkat bagi mereka yang kembali kepada Tuhan dan
berharap kepada-Nya.
Ayat ini menyatakan dengan tegas bahwa berkat sejati
datang kepada mereka yang mengandalkan Tuhan. Kata “mengandalkan” di sini bukan
sekadar percaya sesaat atau berharap ketika dalam kesulitan, tetapi sebuah
kepercayaan total dan penyerahan penuh kepada Tuhan dalam setiap aspek
kehidupan.
Mengandalkan Tuhan berarti:
• Menempatkan
Dia sebagai pusat keputusan kita.
• Tidak
bersandar pada pengertian sendiri (Amsal 3:5-6).
• Mencari
kehendak-Nya lebih daripada logika atau kekuatan manusia.
• Berjalan
dalam ketaatan, meski jalan tampak sulit atau tidak masuk akal.
Yeremia 17:7 mengajarkan bahwa berkat sejati datang
kepada mereka yang sepenuhnya mengandalkan dan menaruh harapannya kepada Tuhan.
Orang yang percaya dan bersandar kepada Tuhan akan menerima kekuatan,
ketenangan, dan pemeliharaan Ilahi, bahkan di tengah situasi sulit. Dalam dunia
yang penuh ketidakpastian, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan adalah satu-satunya
sumber pengharapan yang tidak pernah gagal.
Komentar
Posting Komentar