Langsung ke konten utama

ARTIKEL BULAN MEI

 

Nama: Malita Pirade
Jurusan/Angkatan: Akuntansi 2024

2 KORINTUS 6:14
MENJADI PASANGAN YANG BERBEDA KEYAKINAN: BAGAIMANA MENGHADAPINYA?

Menjadi pasangan dengan perbedaan keyakinan memang seperti berjalan di atas tali - butuh keseimbangan dan kehati-hatian ekstra. Sebagai orang Kristen, kita diingatkan melalui 2 Korintus 6:14 untuk tidak membentuk ikatan yang tidak seimbang dengan mereka yang tidak seiman. Ayat ini sebenarnya merupakan bentuk kasih sayang Tuhan yang ingin melindungi kita dari potensi konflik iman di kemudian hari. Namun realitanya, hati seringkali tak bisa memilih berdasarkan kesamaan keyakinan semata. Ketika sudah terlanjur jatuh cinta dengan seseorang yang berbeda iman, yang kita butuhkan adalah kebijaksanaan ekstra dalam mengelola hubungan ini.

Komunikasi terbuka sejak dini menjadi kunci utama. Kamu perlu membicarakan hal-hal praktis seperti cara merayakan hari raya keagamaan, rencana pernikahan, hingga pendidikan anak kelak. Jangan sampai masalah-masalah ini baru dibicarakan ketika sudah serius, karena bisa memicu konflik besar. Selain itu, penting untuk saling menghormati keyakinan masing-masing tanpa merasa terancam. Misalnya, dengan memberi ruang bagi pasangan untuk beribadah sesuai agamanya, atau ikut hadir sebagai pendukung dalam acara-acara keagamaan tertentu. Yang perlu diingat, menghormati bukan berarti mengkompromikan imanmu sendiri. Kamu tetap perlu memiliki batasan yang jelas tentang hal-hal apa saja yang bisa ditoleransi dan mana yang tidak bisa ditawar.

Tantangan terbesar biasanya muncul ketika hubungan semakin serius dan mulai berbicara tentang masa depan bersama. Pertanyaan seperti "Di mana kita akan menikah?" atau "Agama apa yang akan kita ajarkan kepada anak-anak nanti?" seringkali menjadi sumber ketegangan. Di sinilah pentingnya untuk benar-benar jujur pada diri sendiri dan pasangan. Jika sejak awal sudah terlihat bahwa tidak akan ada titik temu dalam hal-hal fundamental seperti ini, mungkin perlu mempertimbangkan kembali kelanjutan hubungan. Jangan sampai karena terlalu sayang, kamu mengorbankan keyakinan dan prinsip hidup yang selama ini kamu pegang teguh.

Ingatlah bahwa cinta sejati seharusnya saling membangun, bukan mengorbankan hal-hal mendasar dalam hidupmu. Hubungan yang baik akan membuatmu semakin dekat dengan Tuhan, bukan sebaliknya. Jika kamu merasa hubungan ini justru menjauhkanmu dari iman, beranilah untuk mengambil langkah yang tepat, sekalipun itu berarti harus mengakhiri hubungan. Bagaimanapun keputusanmu nanti, pastikan itu diambil setelah melalui perenungan mendalam dan doa yang sungguh-sungguh. Mintalah hikmat dari Tuhan dan bicaralah dengan pemimpin rohani yang kamu percayai. Yang terpenting, percayalah bahwa Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu, termasuk dalam hal menemukan pasangan hidup.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...