Langsung ke konten utama

Masyarakat Ekonomi ASEAN, siapkah kita?


    Dari tahun 2014, kata MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC(ASEAN Economic Comunity) sudah sangat sering kita dengar dan lihat, baik di bangku perkuliahan maupun media informasi seperti tv, koran dan internet. Namun tenyata pemahaman masyarakat tentang MEA masih rendah dan pertanyaan mendasar yang sering kita dengar “sudah siap kah kita menghadapi MEA?”
            MEA akan resmi diberlakukan pada tanggan 31 Desember 2015, tertunda dari rencana awal 1 Januari 2015. Proses integritas ekonomi di kawasan ASEAN telah diawali sejak tahun1977 dengandisepakatinya Preferential Trading Agreement (PTA), dilanjutkan dengan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) tahun 1992, dan pada akhirnya ASEAN EconomicCommunity atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. MEA ini merupakanrealisasi dari integrasi ekonomi yang termuat dalam visi ASEAN 2020.
            Pada awalnya pemimpin ASEAN sepakat bahwa Masyarkat ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020, namun pada tahun 2007 para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen mereka dan mempercepat target waktu menjadi 2015. Masyarakat ASEAN terdiri dari 3 pilar yaitu Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN.Untuk mewujudkan MEA 2015 dirumuskan Cetak Biru MEA yang memuat langkah-langkah strategis yang harus diambil setiap negara anggota, termasuk 4 pilar MEA. Empat pilar tersebut meliputi
1.      Pasar Tunggal dan Basis Produksi, diwujudkan melalui arus perdagangan bebas dibidang barang,  jasa, investasi, tenaga kerja terampil serta modal;
2.      Kawasan Ekonomi yang Berdaya Saing, dicapai melalui berbagai kerjasama dibidang kompetisi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commers;
3.      Pembangunan Ekonomi yang Merata, dicapai dengan pengembangan UKM;
4.      Integritas dengan Ekonomi Global, dicapai melalui inraksi ASEAN dengan ekonomi global.
            Untuk menghadapi MEA, Indonesiamasih menghadapi sejumlah tantangan dari sisi perdagangan, teknologi, infrastrutur, SDM. Dari sisi perdagangan, Indonesia masih merupakan negara pengimpor dan menjadi pangsa konsumenterbesar di ASEAN. Secara teknologi Indonesia masih tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya, sehingga produksi yang tidak efisien dan nilai jual hasil produksi cenderung rendah. Dari segi SDM, Indonesia menempati urutan ke 5 Human Development Index 2013 yang dinilai dari segi kesehatan, pendidikan dan ekonomi berdasarkan survei lembaga dibawah PBB UNDP (United Nations Development Programme). Human Development Indeks Indonesia termasuk kategori sedang. Namun kita jangan pesimis dan menjadikan MEA sebagai masalah, justru kita harus melihatnya sebagai peluang, peluang untuk bisa bekerja di negara ASEAN lainnya dan peluang mengekspor hasil produksi ke sesama negara ASEAN. Selanjutnya berbagai tantangan dalam menghadapi MEA harus mampu kita atasi dan minimalisir dengan meningkatkan daya saing.
            Sehubungan peran umat Kristiani dalam menghadapi MEA, dapat kita lihat dalam kitab Matius 25:1-13 tentang “Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh”, Matius 25:14-30 “Perumpamaan tentang talenta”. Meskipun ayat ini mengenai Kerajaan Sorga, namun pesannya dapat kita hubungankan dengan kesiapan menghadapi MEA. Ayat 1-13 menegaskan bahwa mempersiapkan diri dan berjaga-jaga sangat penting, dan ayat 14-30 menegaskan bahwa masing-masing kita diperlengkapi dengan talenta, talenta itu akan berguna saat kita mengembangkannya dan dapat berguna bagi kemanuisaan dan kemuliaan nama Allah, ayat 29 : “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”
            Sudah seharusnya kita mengembangkan talenta kita sebagai bentuk ucapan syukur dan pertanggungjawaban kita kepada Tuhan. Talenta yang Tuhan berikan merupakan salahsatu modal utama kita dalam menjalani hidup yang Tuhan amanahkan kepada kita. Manusia merupakan modal utama pembangunan, sebagai penggerak pembangunan, pencetus ide-ide kreatif dan inovatif untuk pembangunan. Jika kita tidak memanfaatkan talenta yang diberikan Tuhan, kita hanya akan menjadi konsumen, sehingga MEA justru akan merugikan.




Profil Penulis
Nama              : Bertnin Nelvy
TTL                  : Toraja, 14 November 1994
Jurusan              : Ilmu Ekonomi






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...