YOHANES 17:20-21
Syalom.
Bagaimana kabarnya? Semoga tetap luar biasa kanda2,
teman2 dan adik2 ^^
Kali ini kita secara
bersama sama akan memahami arti kata Oikumene yang melekat pada persekutuan
kita J
Apa itu Oikumene?
Oikumene merupakan manifestasi persekutuan orang
Kristen dalam satu tubuh antara sesama denominasi gereja yang memiliki latar
belakang dogma dan theologia yang berbeda, baik di wilayah lokal, regional,
nasional maupun internasional. Sebenarnya kata Oikumene berasal dari Bahasa
Yunani yaitu Oikos yang berarti “rumah” dan “monos” yang
berarti “satu”. Yang dimaksud dengan “rumah” adalah dunia ini, sehingga kata
oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh manusia. Karena itu oikumene
juga dalam arti manifestasi persekutuan seluruh umat manusia yang memiliki
latar belakang budaya, agama yang berbeda (majemuk).
Bagaimana terbentuknya Gerakan Oikumene?
Para ahli sejarah gereja cenderung memilih konperensi Pekabaran Injil
Sedunia di Edinburgh 1910, sebagai titik mula lahirnya gerakan Oikumene
Internasional. Salah satu yang berhasil disimpulkan dalam konperensi itu yakni
mengenai kerja sama dan pemupukan keesaan. Pada tanggal 22 Agustus 1948
diadakan pembentukan DGD di Amsterdam, yang merupakan penggabungan dari Gerakan
Life and Work dan Gerakan Faith
and Order. Sebagai realisasi di
Indonesia, pada tanggal 6-13 Nopember 1949 diadakan konperensi persiapan
pembentukan DGI di Jakarta; dan akhirnya pada tanggal 25 Mei 1950 terbentuklah
DGI (setelah SR X th. 1984 di Ambon, berubah nama menjadi PGI), yang juga
merupakan hasil dari gerakan Oikumene. Dan selanjutnya PGI menjadi motivator
utama bagi gerakan Oikumene di Indonesia. Tujuan utama dari adanya gerakan
Oikumene adalah perwujudan Keesaan Gereja. Dua pandangan mengenai keesaan
gereja yakni keesaan gereja secara rohani dan keesaan gereja yang terletak
dalam berkata dan berbuat.
Apa kaitan antara Oikumene dan Toleransi?
Kedua hal ini sangat berkaitan erat. Oikumene merupakan sikap
toleransi. Toleransi atas adanya perbedaan dogma atau theologia di dalam
satu agama yang sama. Toleransi ketika teman satu agama kita beribadah ataupun
melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan dogma yang diajarkan di kelompok
agamanya. Pertanyaan selanjutnya yang keluar adalah apakah kita benar-benar
sudah melakukan hal ini? Memiliki toleransi terhadap rekan satu agama yang
berbeda paham/dogma/theologia dengan kita? Apakah kita sudah menjunjung
Oikumene? Miris ketika di luar sana kita berkoar-koar menjunjung tinggi
toleransi umat beragama dan pluralisme, tapi di dalam persekutuan kita sendiri,
di agama kita, kita ternyata masih mengkotak-kotakkan dogma yang ada. Kita
menggerutu ketika tata cara ibadah yang kita ikuti tidak sesuai dengan tata
cara aliran kita. Kita kemudian mencap para pelaksana ibadah itu tidak
oikumene, tidak mempedulikan aliran agama lain yang juga beribadah di sana.
Sebagai suatu persekutuan yang bersifat oikumene
kita dituntut untuk mampu saling mengerti, memahami dan menghormati satu dengan
yang lain. Tidak secara kebetulan Tuhan menempatkan kita di kampus ini dan di
dalam persekutuan ini. Dan apakah dalam persekutuan kita suatu aliran agama
lebih baik dari aliran agama lain? Tentu tidak! Tuhan saja tidak pernah
mengkotak-kotakkan aliran agama, bisa dibaca sendiri di Alkitab, apa hak kita
sehingga kita bisa menghakimi aliran agama lain??
Seperti doa Yesus yang tertulis di Yohanes 17:21, “supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku”, kiranya kita tetap satu dan tidak mengkotak-kotakkan.
Dan seperti lirik Mars PMKO kita “Layani Dia itu tugas panggilanMu. Jangan jemu
layanilah sesamamu. Anggota-anggota dalam satu tubuh. Bersehati kita
bertumbuh.”
Hiduplah di dalam Tuhan dan di dalam persekutuan untuk melayani Dia.
Tetaplah menjaga perbedaan yang ada demi kemuliaan namaNya. Memiliki perbedaan
itu indah sebab di dalam perbedaan terdapat kebersamaan. Oikumene bukanlah
pemisah tetapi lem perekat untuk kita bersama-sama berkarya sesuai kehendakNya.
Selamat melayani di dalam kemajemukan. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian J
Komentar
Posting Komentar