Langsung ke konten utama

Puji-Pujian

“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada

Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi

yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua

pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua” (Kisah Para Rasul 16:25-26)

Teman, lihatlah sekeliling kita. Apapun keadaan kita saat ini, kita akan melihat bahwa Tuhan

telah menciptakan segala sesuatu, sedemikian rupa sehingga kita dapat hidup di dunia ini dengan

nyaman. Ya, saya tidak memungkiri terkadang di tengah segala yang diciptakan Tuhan dengan

baik ini, kita masih mengalami kekecewaan dan kekurangan dari berbagai hal. Namun, lihatlah,

bahwa sebenarnya, apapun yang ada di sekitar kita mampu kita olah menjadi sesuatu yang

berguna. Tidak hanya proses penciptaan berbagai objek di bumi dan alam semesta, tapi Tuhan

juga melengkapi kita dengan akal, nalar, naluri dan hati nurani. Semua yang diberikan Tuhan

sempurna adanya. Semua itu tersedia, tinggal bagaimana kita meramu semuanya menjadi sesuatu

yang berguna dan menjadi berkat bagi orang lain. Tetapi, seringkali kita malah lupa berdoa,

bersyukur, berterimakasih, atau memuji Dia yang telah mewariskan semua ini kepada anak-

anakNya. Malah, kita lebih sering berdoa jika kita mengalami masalah, butuh bantuan, dan lupa

berterimakasih.

Tuhan telah secara luar biasa menciptakan segala sesuatu, sehingga Dia jelas layak menerima

segala puji-pujian, hormat dan kuasa. Bukan hanya itu, kasih setiaNya yang tanpa batas dan tak

pernah berhenti juga layak kita puji, kita syukuri. Dia Bapa yang baik, Dia dekat dengan kita,

dan peduli. Menyembahnya tidak dibutuhkan prosesi-prosesi khusus, tata cara berlebihan dan

sebagainya. Yang penting, jangan lupa bersyukur dan berterima kasih atas segala sesuatu yang

telah diberikan Tuhan. Pujilah Dia, sembah Dia, berikan yang terbaik dari kita, menyanyilah bagi

Dia, bersukacita bagi Dia, dan rasakan, bahwa kasih Allah itu sungguh nyata dalam kehidupan

kita. Mari jangan lupakan untuk memuji Dia selalu, jika kita bisa sangat bersyukur atas

pertolongan seorang teman kepada kita, mengapa kita tidak bersyukur atas hari demi hari yang

sudah Tuhan beri untuk kita sampai detik ini?

Kita akan melihat alasan-alasan alkitabiah mengapa dianjurkan untuk senantiasa memuji Tuhan

sebagai ini:

1. Sebab kita diciptakan untuk Memuji Tuhan

Alasan utama dan pertama yang patut diresapi mengapa Tuhan menciptakan manusia,

menyelamatkannya dari dosa dan menjanjikan hidup kekal di surga, tertulis dalam kitab Yesaya

43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”

Allah rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan kebesaran-Nya.

Itu sebabnya Dia telah melahirbarukan kita semua, dan memberikan perintah untuk bersaksi

tentang nama Yesus sampai keujung-ujung Bumi, yaitu agar semua orang mengenal-Nya sebagai

satu-satunya Juruselamat. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya, seperti disaksikan dalam ayat

berikut, “semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,

yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)

2. Sebab Tuhan telah menyelamatkan kita

Raja Daud adalah sosok pria yang telah “kenyang” dengan berbagai proses kehidupan. Dari

gembala kambing domba, sampai menjadi gembala bagi umat Israel. Ia telah kaya dengan

berbagai pengalaman tempur. Dalam kesemuanya itu, ia menyadari bahwa Tuhanlah yang telah

mendukung dan menyelamatkannya. Hal itu ia tuangkan dalam suatu lagu pujian yang

dinyanyikan bani Asaf, “Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan

kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada

nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu.” (1 Tawarikh 16:35)

Dalam kitab Mazmur, Daud juga menuliskan ungkapan syukurnya lewat puji-pujian kepada

Allah karena telah mendapat keselamatan.

Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-

bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian

kepada-Mu. (Mzm 106:47)

supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu

gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (Mzm 9:15).

Bagi kita yang hidup dalam masa Perjanjian Baru, keselamatan terbesar telah dianugerahkan

Allah. Kini sebagai ciptaan baru, anak-anak Allah yang hidup, layaklah apabila kita semua selalu

menaikkan pujian syukur kepada-Nya untuk karya keselamatan yang dianugerahkan dalam

Kristus Yesus.

3. Ekspresi syukur kita kepada-Nya

Ada banyak hal yang perlu kita syukuri dalam kehidupan ini daripada hanya mengeluh dan

bersungut-sungut. Paling tidak bersyukurlah untuk nafas kehidupan yang masih diberikan Tuhan,

sehingga kita semua masih bisa menikmati kehidupan ini, mencintai dan dicintai oleh orang-

orang yang dekat di hati.

Bersyukurlah untuk anugerah keselamatan hidup kekal yang diberikan Bapa di dalam Kristus

Yesus, sebab ada banyak orang yang terpanggil, namun mereka menolak untuk memberikan hati

dan hidupnya kepada Kristus. Bani Asaf mengekspresikan syukurnya dalam 1 Tawarikh

16:36, “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka

seluruh umat mengatakan: “Amin! Pujilah TUHAN!”

Demikian pula anjuran dalam Kitab Ibrani 13:15 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa

mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-

Nya.”

6. Sbab Tuhan bertahta diatas pujian kita

Alkitab menulis, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang

Israel.” (Mzm 22:4). Allah ternyata sangat menikmati pujian penyembahan umat-Nya. Hal itu

nampak nyata dari tindakan-Nya yang “duduk bertahta” di atas puji-pujian.

Oleh karenanya, hiduplah senantiasa dalam pujian dan penyembahan. Bahkan ketika disaat-saat

tersulit, kelam kelabu sedang menerpa kehidupan kita, tetaplah memuji Tuhan. Karena justru

ketika kita melakukannya, maka Allah akan hadir, datang dan menikmati pujian kita.

Kehadiran Allah pasti disertai dengan hadirat kudus-Nya yang membebaskan, memulihkan,

menyembuhkan, mencerahkan, menolong bahkanmemberkati umat-Nya. Pertolongan kasih-

Nya akan hadir dan memerdekakan kita dari beban berat, masalah dsb.

Masalah dan pencobaan boleh datang, tetapi sebagai umatNya kita harus belajar seperti Paulus

dan Silas. Dalam keadaan senang ataupun susah, bahkan dalam keadaan yang paling buruk

sekalipun, kita harus tetap dapat mengucap syukur kepada Tuhan. “Ucaplah syukur senantiasa

atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” Ef 5:20.

Jangan mengeluarkan keluhan ataupun sungut-sungut di hadapan Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...