Langsung ke konten utama

Bersukacita di Dalam Tuhan

Bersukacita di Dalam Tuhan
Galatia 5:22
“Tetapi buah roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan kesetiaan,”
Filipi 4:4
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi ku katakana Bersukacitalah!”

Kedua nats alkitab kita hari ini sangatlah sering didengar, mungkin saat masa sekolah minggu sebagai ayat hafalan. Namun, tahukah kita? Bahwa hal ini masih dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Sukacita, sebuah rasa senang yang lebih ini kadang dinilai lebih mengarah kepada kecukupan dalam keadaan yang serba tersedia. Dari kedua nats yang singkat ini, mari kita renungkan lebih dalam lagi.
Sebuah emoticon “:)” dalam sebuah chat atau SMS dapat mengartikan bahwa kita menulis pesan dalam keadaan bahagia, senang, maupun bersukacita. Abraham Lincoln pun pernah menggunakan emoticon dalam text pidatonya pada tahun 1862, setelah kata smiling di transkripnya. Kebahagiaan atau sukacita merupakan sebuah kondisi impian. Pada Surat Paulus kepada jemaat Galatia terdaftar sukacita sebagai salah satu dari buah-buah Roh. Dalam hal ini, bilamana hidup kita sebagai pengikut Kristus dengan hidup di dalam Roh, kita beroleh sukacita sebagai salah satu buah dalam hidup kita. Sehingga bilamana belum kita rasakan sukacita ini, maka dapat dipertanyakan, apakah hidup kita dipimpin oleh Roh atau diri kita sendiri.
Namun, sukacita seperti apa yang dimaksud sebagai buah Roh? Banyak kali secara kacamata dunia, sukacita ini mengartikan kondisi hidup yang serba tersedia, mencapai keinginan dan memenuhi semua kebutuhan. Sukacita yang dimaksud adalah sukacita di dalam Tuhan. Sebuah kondisi dimana kita dapat bersyukur dan menghormati Tuhan sebagai pemilik hidup kita. Dalam kitab pengkhotbah kita dapat belajar bahwa segala sesuatu yang ada di bawah matahari ini dapat menguap dengan seketika, kita diajarkan untuk menikmati apa yang tersedia dan menghormati Tuhan di dalam ucapan syukur kita atas apa yang dipercayakan oleh Tuhan saat ini.
Dalam Surat yang ditulis Paulus ini, ditulis Paulus dalam masanya menjadi seorang penginjil yang penuh perjuangan dalam pemberitaannya akan berita kabar baik. Dari kota ke kota, dikejar orang yang ingin menangkapnya, dipenjara, diadili. Paulus tetap bersukacita di dalam pemberitaannya akan injil. Bila saat ini kita berada di kondisi yang kurang seperti yang kita inginkan, maka belajarlah untuk bersyukur atasnya, kesempatan yang Tuhan berikan ini ada untuk kita dapat belajar. Mungkin uang jajan belum cukup, atau kendaraan yang belum seperti teman kita yang lainnya, atau kepintaran yang masih belum cukup, atau bahkan berkecukupan namun masih merasa belum puas, bersyukurlah! Bersukacitalah di dalam Tuhan, karena sukacita dunia hanya sementara dan akan dimakan oleh karat, namun hidup kekal yang telah Tuhan Yesus berikan kekal abadi menjadi bagian dari kita selamanya. Imanuel, Tuhan menyertai kita sekalian.


Richard Matias Sumolang
Ilmu Ekonomi 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...