Langsung ke konten utama

Renungan Edisi Agustus



Keharmonisan Dalam Persekutuan
Secara umum persekutuan merupakan kesatuan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dalam suatu organisasi. Ada begitu banyak persekutuan-persekutuan disekitar kita baik itu persekutuan agama kristen maupun persekutuan duniawi lainnya. Namun tentu saja persekutuan kristen lebihlah indah daripada persekutuan duniawi, karena persekutuan  kristen itu sendiri berarti kerukunan rohani, persekutuan bersama, usaha bersama didalam hidup, berbagi ras satu dengan yang lain, serta ikut bersama dalam kehidupan. Namun yang yang harus kita ketahui terlebih dahulu yaitu apa dasar kita sebagai orang kristen untuk membangun persekutuan?. Dasar utama dan pertama dalam persekutuan kristen adalah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, sebab “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia” (1 korintus 1:9)  dan “ satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (efesus 4:4-6).
Persekutuan kristen dibangun dengan syarat kita harus berjalan didalam terang, seperti yang tertulis dalam  1 Yohanes 1 : 7 “ Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu menyucikan kita dari segala dosa”. Dosa dapat mematahkan persekutuan kita dengan Tuhan dan kita harus ingat bahwa rusaknya persekutuan hanya bisa dipulihkan dengan pertobatan dan pengakuan. Untuk itu masing-masing anggota persekutuan mempunyai tanggung jawab untuk saling menasehati, saling menjaga, saling membantu, dan saling melengkapi seorang terhadap yang lain “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita..” (Roma 12:4-6). Ini adalah nasihat penting agar kita tetap sadar bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari saudara-saudara seiman lainnya.
Persekutuan bagi orang kristen sama pentingnya air untuk tumbuhan. Beberapa manfaat dari persekutuan orang kristen yaitu kita dapat belajar berjalan dalam terang dengan kepatuhan pada kehendak Tuhan, memberi penerangan saudara yang lemah dalam hal firman Tuhan, memperbolehkan kita untuk saling berbagi pengalaman demi kebaikan bersama, mendorong dan memotivasi seorang dengan yang lain di dalam masa sulit kehidupannya, dan persekutuan akan selalu mendesak kebiasaaan lama yang tercela untuk kembali kepada Tuhan. masih banyak hal-hal positif yang akan kita dapatkan dalam suatu persekutuan kristen, untuk itu kita harus menjalin kesatuan dan menjaga keharmonisan persekutuan.
Adapun 3 hal penting yang harus kita tanamkan dan kita lakukan untuk menjaga keharmonisan persekutuan kristen  yaitu:
1.       Memiliki sikap hidup bersama
Kehidupan bersama dalam persekutuan kristen sangatlah penting karena kita adalah anggota-anggota tubuh kristus, “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula kristus” dan “ kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggota-anggotanya” (1 Kor 12:12,27) dan “. Untuk membangun kebersamaan tersebut maka kita harus menerapkan sikap saling mengasihi, saling mendoakan, saling melayani, saling mengampuni, membantu dan melindungi satu sama lain serta saling memperhatikan (1 Kor 12:12-31 ; efesus 4:1-6) dan janganlah saling menfitnah, menjatuhkan, menjelekan dan meremehkan, tetapi selalu ada kesatuan hati dan tujuan sehingga tidak terjadi perpecahan dalam persekutuan.
2.       Siap menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan
Untuk membangun persekutuan dalam kristus, maka kita harus bangkit, berubah dan siap menjadi berkat bagi sesama kita. Kita harus mengambil komitmen dalam hidup kita sebagai umat pilihan Allah dan tubuh kristus untuk memberikan hidup kita menjadi berkat. Janganlah jadikan kehadiran kita dalam persekutuan sebagai batu sandungan karena sikap dan aktualisasi diri kita yang tidak benar, karena kita telah diikat bersama kristus. Untuk itu demi mencapai kebersamaan ditengah persekutuan, mari kita membangun sikap hidup yang siap menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan yang akan mendatangkan dosa.
3.       Siap mengatakan dan menyatakan kasih
Di dunia ini ada begitu banyak orang yang hanya membutuhkan  sebuah tindakan kasih untuk mengubah hidup mereka, seperti orang-orang yang sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau orang-orang yang sedang menghadapi masalah dan kesepian. Namun terkadang yang kita lakukan hanya sekedar memberikan senyuman dan ucapan penghiburan. Sebagai orang percaya, kita telah mengenal dan mengalami kasih Allah (1 yoh 3:16), dengan demikian kita harus menyatakan dan membagikan kasih itu. “seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah di dalam kasih-Ku itu” ( Yoh 15:9). Kasih merupakan hal utama yang terpenting dalam kehidupan kita bersama orang lain khususnya dalam suatu persekutuan.

Ketiga hal tersebut di atas bisa kita wujudkan ketika kita menjadi satu dalam Kristus. Sebelum kita berhubungan dengan anggota tubuh yang lain, kita harus lebih dahulu tersambung dengan kristus yang adalah kepala.  Karena itu marilah hubungkan pribadi kita masing-masing dengan Kristus dan jalinlah kesatuan dalam persaudaraan dengan anggota tubuh Kristus yang lain. Kita semua mungkin berbeda, tetapi perbedaan di dalam kristus itulah yang membuat kita semakin bertumbuh dalam Kristus. Untuk itu marilah kita lebih menyatukan diri dalam kasih persaudaraan.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...