Langsung ke konten utama

Renungan Edisi Maret

KEBAIKAN HATI

Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tentu saja sudah  seringkali mendengar kata “kebaikan hati”. Pernahkah kita bertanya, sebenarnya dari mana asalnya “kebaikan hati” seseorang. Mengapa manusia berbuat baik ? Apakah berbuat baik merupakan bawaan manusia sejak ia dilahirkan?.

Kebaikan hati (kindness) berasal dari Bahasa Yunani  yaitu Chrestos yang berarti “kemurahan, murah hati, baik hati, atau ramah”. Jika diselidiki lebih jauh, Chrestos juga berarti berguna, berfaedah, bermanfaat.  Jadi dapat disimpulkan, Kebaikan Hati bukan hanya sekedar berbuat baik menolong orang lain, tetapi kebaikan hati berarti kita berbuat sesuatu yang berguna untuk orang lain yang sumbernya berasal dari hati kita.

Banyak hal yang menjadi dasar kebaikan hati seseorang. Misalnya saja pemahaman mengenai nilai-nilai, adat, atau norma yang kemudian menjadi dasar perbuatan baik seseorang. Hal lain yang bisa menjadi dasar seseorang juga berbuat baik adalah ajaran yang kemudian diterapkan dalam keluarga atau didikan orang tua. Lalu bagaimana dengan kita sebagai orang yang mengenal Kristus? Apa yang kemudian menjadi dasar kebaikan hati kita ?

Sebagai pribadi yang mengenal Allah dalam Kristus, kita tentunya sudah paham bahwa sejak semula Allah sudah lebih dahulu menunjukkan kebaikan hati-Nya pada kita. Keselamatan yang dianugerahkan pada kita adalah bukti nyata sempurnanya kebaikan Allah pada kita (Yohanes 3:16). Firman Tuhan dalam Efesus 2:8-9 juga lebih menegaskan bahwa keselamatan yang kita peroleh dari Allah semata-mata karena kebaikan Allah bukan karena usaha ataupun perbuatan baik kita. Karena Allah sendiri telah menunjukkan kebaikan yang sempurna pada kita, maka kita pun harus memiliki kebaikan hati yang sempurna seperti  Dia (Matius :48).

Kebaikan yang Allah tunjukkan kepada kita melalui karya keselamatan mungkin membuat beberapa dari kita bertanya, mengapa Allah begitu baik kepada kita manusia yang penuh dengan dosa ? bukankah logikanya ketika seseorang berbuat salah atau melakukan kesalahan, ia seharusnya mendapatkan hukuman ? Lalu mengapa Allah menganugerahkan kepada kita keselamatan ? jawabannya terdapat dalam firman Tuhan di 1 Yohanes 4:8, Allah adalah Kasih.

Kesempurnaan kebaikan Allah semata-mata karena Allah adalah kasih itu sendiri.  Kita mengenal Allah, maka kita mengenal Kasih itu sendiri. Inilah yang kemudian seharusnya menjadi dasar atas kebaikan hati yang kita miliki sebagai seorang Kristen.  “Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati; ia tidak cemburu… “ (1 korintus 13). Kebaikan hati yang ada dalam diri kita dan perbuatan baik yang kita lakukan merupakan wujud nyata penerapan Kasih kita kepada sesama.

Setelah memahami ini semua, mari kita kembali melihat kedalam diri kita masing-masing, apakah selama ini kita telah memiliki kebaikan hati seperti yang Allah inginkan ? Apakah kita masih pamrih ketika kita berbuat kebaikan ?Apakah selama ini perbuatan baik yang kita lakukan semata-mata hanya didasari oleh Kasih Allah? Apakah kita masih menyimpan kekecewaan ketika perbuatan baik kita tidak terbalas ? Seperti salah satu Quote Bunda Teresa :
“Pada akhirnya ini adalah tentang kamu dan Tuhan, bukan lagi tentang kamu dan mereka.”
Jadi, peliharalah kebaikan hati dan teruslah berbuat baik sebagai bukti nyata Kasih kita kepada Tuhan dan sesama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...