KEBAIKAN HATI
Dalam kehidupan
kita sehari-hari kita tentu saja sudah
seringkali mendengar kata “kebaikan hati”. Pernahkah kita bertanya,
sebenarnya dari mana asalnya “kebaikan hati” seseorang. Mengapa manusia berbuat
baik ? Apakah berbuat baik merupakan bawaan manusia sejak ia dilahirkan?.
Kebaikan hati (kindness) berasal dari Bahasa Yunani yaitu Chrestos
yang berarti “kemurahan, murah hati, baik hati, atau ramah”. Jika diselidiki
lebih jauh, Chrestos juga berarti
berguna, berfaedah, bermanfaat. Jadi dapat
disimpulkan, Kebaikan Hati bukan hanya sekedar berbuat baik menolong orang
lain, tetapi kebaikan hati berarti kita berbuat sesuatu yang berguna untuk
orang lain yang sumbernya berasal dari hati kita.
Banyak hal yang
menjadi dasar kebaikan hati seseorang. Misalnya saja pemahaman mengenai
nilai-nilai, adat, atau norma yang kemudian menjadi dasar perbuatan baik
seseorang. Hal lain yang bisa menjadi dasar seseorang juga berbuat baik adalah
ajaran yang kemudian diterapkan dalam keluarga atau didikan orang tua. Lalu
bagaimana dengan kita sebagai orang yang mengenal Kristus? Apa yang kemudian
menjadi dasar kebaikan hati kita ?
Sebagai pribadi
yang mengenal Allah dalam Kristus, kita tentunya sudah paham bahwa sejak semula
Allah sudah lebih dahulu menunjukkan kebaikan hati-Nya pada kita. Keselamatan
yang dianugerahkan pada kita adalah bukti nyata sempurnanya kebaikan Allah pada
kita (Yohanes 3:16). Firman Tuhan dalam Efesus 2:8-9 juga lebih menegaskan bahwa
keselamatan yang kita peroleh dari Allah semata-mata karena kebaikan Allah bukan
karena usaha ataupun perbuatan baik kita. Karena Allah sendiri telah
menunjukkan kebaikan yang sempurna pada kita, maka kita pun harus memiliki
kebaikan hati yang sempurna seperti Dia (Matius
:48).
Kebaikan yang
Allah tunjukkan kepada kita melalui karya keselamatan mungkin membuat beberapa
dari kita bertanya, mengapa Allah begitu baik kepada kita manusia yang penuh
dengan dosa ? bukankah logikanya ketika seseorang berbuat salah atau melakukan
kesalahan, ia seharusnya mendapatkan hukuman ? Lalu mengapa Allah menganugerahkan
kepada kita keselamatan ? jawabannya terdapat dalam firman Tuhan di 1 Yohanes
4:8, Allah adalah Kasih.
Kesempurnaan
kebaikan Allah semata-mata karena Allah adalah kasih itu sendiri. Kita mengenal Allah, maka kita mengenal Kasih
itu sendiri. Inilah yang kemudian seharusnya menjadi dasar atas kebaikan hati
yang kita miliki sebagai seorang Kristen. “Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati;
ia tidak cemburu… “ (1 korintus 13). Kebaikan hati yang ada dalam diri kita dan
perbuatan baik yang kita lakukan merupakan wujud nyata penerapan Kasih kita
kepada sesama.
Setelah memahami
ini semua, mari kita kembali melihat kedalam diri kita masing-masing, apakah
selama ini kita telah memiliki kebaikan hati seperti yang Allah inginkan ?
Apakah kita masih pamrih ketika kita berbuat kebaikan ?Apakah selama ini
perbuatan baik yang kita lakukan semata-mata hanya didasari oleh Kasih Allah?
Apakah kita masih menyimpan kekecewaan ketika perbuatan baik kita tidak
terbalas ? Seperti salah satu Quote Bunda
Teresa :
“Pada akhirnya
ini adalah tentang kamu dan Tuhan, bukan lagi tentang kamu dan mereka.”
Jadi,
peliharalah kebaikan hati dan teruslah berbuat baik sebagai bukti nyata Kasih
kita kepada Tuhan dan sesama.
Komentar
Posting Komentar