Langsung ke konten utama

Renungan


Kasih yang Memerdekakan
(Bacaan: 1 Petrus 2:16; Galatia 5:13)

Nama : Dian Purnamasari
Tempat,Tanggal Lahir : Ujung Pandang,08 Maret 1997
Alamat : Perumahan Griya Alam Permai Blok A No.16
Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2015
                Merdeka menurut KBBI, adalah suatu keadaan bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Tujuh puluh tiga tahun yang lalu, Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan-Nya. Proklamasi ini adalah tanda terjadinya pembebasan bangsa Indonesia dari tangan para penjajah yang saat itu menguasainya. Ada perjalanan yang panjang disertai perjuangan dan pengorbanan para pahlawan demi mencapai kebebasan ini.
                Sekitar dua ribu tahun yang lalu, seorang pribadi juga telah memberikan suatu kemerdekaan bagi dunia. Kemerdekaan yang adalah kemerdekaan terbesar, karena membuat manusia yang tadinya dibelenggu dan dikuasai dosa menjadi bebas dan tidak lagi menjadi hamba dosa, melainkan menjadi milik Allah. Manusia yang sebenarnya telah diupahi maut karena dosa mereka, diselamatkan dan mendapatkan tempat yang kekal di surga.  Apakah tanda kebebasan itu? Salib. Ya, salib Kristus adalah bukti terbesar yang dinyatakan Allah sebagai wujud kasih-Nya kepada manusia yang berdosa. Kasih karunia itu lebih besar daripada cela dan dosa yang menyelubungi diri kita. Kasih karunia itu telah memerdekakan dan membebaskan kita dari dosa yang membelenggu kita.
                Lantas, ketika Allah telah memerdekakan kita, apakah kita bebas untuk berbuat dosa lagi? Apakah kemerdekaan yang Allah berikan cukup sampai disitu? Tidak demikian. Saat ini, kita sedang menjaga kemerdekaan yang diberikan Allah. Roh memang penurut, tetapi daging lemah (Matius 26:41). Manusia memiliki kecenderungan untuk jatuh ke dalam dosa lagi. Namun, ketika Allah memerdekakan kita, Roh Kudus turut bekerja untuk terus-menerus mengingatkan, menguasai, dan memampukan kita meninggalkan dosa-dosa kita. Kemerdekaan yang diberikan Allah, akan membuat kita memandang dosa sebagai hal  yang tidak lagi nikmat untuk dilakukan terus-menerus dan akan ada kerinduan untuk terus berjuang dan menjaga kekudusan hidup kita. Kasih karunia yang kita terima membuat kita menyadari betapa buruknya dosa dan membuat kita berkomitmen untuk menjauhkan diri dari dosa, bukan malah berlindung di dalam kasih karunia itu dan terus melakukan dosa. Kasih karunia itu juga membuat kerinduan untuk mempersembahkan hidup kita bagi kemuliaan Allah dan hidup untuk melayani sesama di dalam kasih terus bertumbuh (1 Petrus 2:16; Galatia 5:13).
Mengingat kasih Allah yang besar yang telah menyelamatkan dan memerdekakan kita dari belenggu dosa dan maut adalah suatu hal terindah. Sehingga saat ini, kita dapat terus berjuang menjaga kemerdekaan itu dengan penuh sukacita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...