Langsung ke konten utama

Renungan Bulan Desember

GOD IS ALWAYS WITH US
(Matius 1 : 23 ; Yohanes 3 : 16)

Talita Maria Waluyan
Ujung Pandang, 23 Mei 1997
Ilmu Ekonomi 2015
Ada sebuah puisi berjudul “Kenali Aku Baik-Baik” karya Budiman Hakim yang menurut saya sangat menarik. Berikut sepenggal puisinya :
Aku ingin bangsa ini terpecah-belah
Jadi jangan pernah menduga
Aku menginginkan bangsa ini rukun
Semoga semua bisa menangkap maksudku
Sekilas puisi ini biasa saja, tetapi jika kita cermati, puisi ini bisa dibaca terbalik dari bawah ke atas. Bunyinya begini :
Semoga semua bisa menangkap maksudku
Aku menginginkan bangsa ini rukun
Jadi jangan pernah menduga
Aku ingin bangsa ini terpecah-belah
Sama halnya dengan puisi di atas, peristiwa kelahiran Yesus jika dibaca sekilas sebenarnya tidak begitu istimewa dan bahkan bisa disalahartikan, kecuali kita mulai melihat dari akhir ceritanya. Mengapa demikian? Cerita kelahiran seperti itu sebenarnya banyak dimiliki budaya lain ; tentang allah yang mereka sembah turun ke dunia dan menjelma menjadi manusia. Kita baru tersentak ketika mengetahui cerita kematian dan kebangkitan-Nya. Kelahiran Yesus belum memberi dampak apa-apa pada iman kita. Yang menjadi istimewa adalah ketika kita melihat bayi yang disambut kelahirannya itu tumbuh dan memberikan teladan hidup, mengorbankan diri-Nya, kemudian bangkit dan naik ke sorga. Kesaksian kita tidak berhenti pada kelahiran seorang bayi yang adalah Allah dan patut disembah, namun seorang pria yang memberi seluruh diri-Nya sampai mati di kayu salib demi menebus dosa manusia. Jadi, mengacu pada judul puisi di atas "Kenali Aku Baik-Baik", kita harus menelusuri lebih dalam bahwa makna Natal bukan hanya tentang peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia, namun Allah mempunyai tujuan besar untuk hidup manusia. Tujuan apakah itu? Ia ingin turun tangan dan membuktikan bahwa Ia akan selalu menyertai kita. Matius 1 : 23 berkata “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti : Allah menyertai kita.” Allah bisa saja lepas tangan dan tidak peduli menghadapi manusia yang sungguh berdosa ini. Atau, Allah bisa saja gatal tangan, gemas dan tidak sabar ingin menghukum manusia. Atau Allah bisa saja menyerah dan angkat tangan terhadap manusia. Namun, Allah justru setia bahkan mengorbankan diri-Nya di kayu salib karena Ia begitu mencintai kita (Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”). Cinta dari Allah tentu tidak akan bertepuk sebelah tangan jika kita tidak menolaknya. Natal menjadi bermakna ketika kita bersedia menerima wujud cinta Allah lewat uluran tangan-Nya. Natal menjadi bermakna ketika kita meyakini dan percaya bahwa Ia akan selalu menyertai kita. So, don't be affraid, because God is always with us. Selamat memaknai dan merayakan Natal PMKOers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...