Langsung ke konten utama

Devosi Jalan Salib

Devosi Jalan Salib
Catherine Melania M
29 April 2000
Akuntansi 2018
Halo teman-teman. Salam sejahtera untuk kita semua. Semoga kita selalu dalam naungan Yesus Kristus
Beberapa minggu lalu kita telah merayakan Paskah. Tetapi, sebelum merayakan hari Paskah, Gereja Katolik melaksanakan devosi yakni Devosi Jalan Salib. Maka dari itu, kali ini saya akan membahas mengenai Devosi Jalan Salib. Di simak yukk...
Ibadat Jalan Salib yang dirayakan oleh umat setiap hari Jumat dalam masa Prapaskah memiliki sejarah yang panjang  dengan berbagai variasi. Dalam bahasa Latin, Jalan Salib disebut dengan Via Crucis, atau Via Dolorosa yang berarti Jalan Penderitaan. Via Dolorosa merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir hidup (penderitaan) Yesus.
Dalam perkembangan penghayatan iman, Jalan Salib selalu dihayati sebagai salah satu bentuk visualisasi devosi mengenang setiap peristiwa derita yang dirasakan Yesus. Sebagian besar Gereja Katolik Roma menggunakan lukisan, relief yang memuat setiap peristiwa sengsara di setiap pemberhentiannya, bahkan ada pula yang divisualisasi dalam bentuk drama yang biasa disebut Tablo. Devosi ini sesungguhnya  bisa dilakukan kapan saja, tapi paling umum dilakukan pada masa Pra-Paskah, terutama pada Hari Jumat Agung dan pada Jumat malam selama masa Pra-Paskah.
Bila menengok ke masa silam, tampaklah kepada kita bahwa devosi Jalan Salib ini telah berakar lama dalam Gereja Katolik, yang diawali dengan tradisi para peziarah yang mengunjungi Yerusalem. Sejak abad keempat, jaman Kaisar Konstantin, para peziarah telah mempunyai tradisi berdoa merenungkan sengsara Yesus melalui jalan yang sekarang dikenal dengan Via Dolorosa. Tradisi menyebutkan bahwa setiap hari setelah wafat-Nya, Bunda Maria mengunjungi rute perjalanan sengsara Puteranya Yesus, dari tempat-Nya dihukum mati sampai ke Golgota.  St.  Hieronimus  juga menyebutkan banyaknya peziarah yang mengunjungi tempat-tempat kudus di Yerusalem pada zamannya. Dari sinilah bisa diketahui bahwa tradisi merenungkan sengsara Yesus  Kristus lewat Jalan Salib sudah berlangsung lama.
Pada awalnya Jalan Salib tidak ada perhentian-perhentian seperti sekarang. Rute yang ditempuh dalam rangka Jalan Salib berubah dari waktu ke waktu. Malahan, masing-masing kelompok umat menawarkan sejumlah perhentian berbeda dan menetapkannya pada lokasi yang berbeda pula. Maka setelah itu dikenal beberapa versi Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420), Eustochia, dan Emmerich (1465) dan Ketzel. Baru pada pada abad ke 18, Paus Klemens XII menetapkan jumlah dan lokasi perhentian Jalan Salib secara definitif sampai sekarang. Ke-14 perhentian Jalan Salib yang telah disetujui oleh pihak otoritas Gereja Katolik adalah:
Perhentian I: Yesus Dijatuhi Hukuman Mati
Perhentian II: Yesus Memanggul Salib
Perhentian III: Yesus Jatuh untuk Pertama Kali
Perhentian IV : Yesus Berjumpa dengan Ibu-Nya
Perhentian V : Yesus Ditolong Simon dari Kirene
Perhentian VI : Wajah Yesus Diusap oleh Veronika
Perhentian VII: Yesus Jatuh untuk Kedua Kalinya
Perhentian VIII : Yesus Menghibur Perempuan-perempuan yang Menangisi-Nya
Perhentian IX : Yesus Jatuh untuk Ketiga Kalinya
Perhentian X : Pakaian Yesus Ditanggalkan
Perhentian XI : Yesus Disalibkan
Perhentian XII: Yesus Mati di Salib
Perhentian XIII: Yesus Diturunkan dari Salib
Perhentian XIV: Yesus Dimakamkan
Dengan menjalani rute Jalan Salib di tempat ziarah (Gua-gua Maria), umat diharapkan meneladani sikap Yesus yang menjalani prosesi penyaliban-Nya dengan berserah penuh pada Allah Bapa. Bukan semata-mata sebagai ibadah. Kenangkanlah bahwa Yesus tak pernah mengeluh, meski sempat terjatuh sampai tiga kali saat Dia memanggul salib yang berat. 
Demikian rublik Katolik edisi kali ini. Semoga dengan membaca rubrik ini, kita bisa mendekatkan diri pada Tuhan. Sekian 😁

Sumber: http://www.katolisitas.org/syahadat-para-rasul-jalan-salib-novena-dan-takdir/
http://www.katolisitas.org/syahadat-para-rasul-jalan-salib-novena-dan-takdir/
http://parokicitraraya.org/2017/05/08/tradisi-devosi-jalan-salib-dalam-gereja-katolik/
http://parokicitraraya.org/2017/05/08/tradisi-devosi-jalan-salib-dalam-gereja-katolik/
http://ziarah-santa-maria.blogspot.com/2011/12/memaknai-jalan-salib.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...