Langsung ke konten utama

Artikel Bulan Oktober


ECCLESIA SEMPER REFORMANDA EST

Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubalah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”
Shalom…
Nama : Yosua Kalessa
Tempat,Tanggal Lahir : Makassar, 22 April 1998
Jurusan/Angkatan : Manajemen/2016
Ecclesia semper reformanda est (Gereja harus selau terefromasi) adalah sebuah frase yang pertma kali dipopulerkan oleh Karl Bath pada tahun 1947, yang dianggap berasal dari perkataan Santo Agustinus. Karl Bath sendiri merupakan seorang pendeta dan pemikir terkemuka dalam gerakan neo-ortodoks, juga seorang teolog Kristen Hervormd.Hari reformasi Gereja sendiri diperingati setiap tanggal 31 Oktober dimana hal tersebut mengingatkan kita pada peristiwa Marthin Luther melakukan reformasi Gereja dengan menempelkan 95 tesis/dalil yang berisi protes terhadap praktik-praktik yang dilakukan Gereja Katolik Roma pada waktu itu, terutama dalam hal penyebaran surat pengampunan dosa (indulgensia) guna membangun Gereja Basilea St. Petrus. Ke-95 tesis/dalil tersebut ditempelkan atau dipakukan di depan pintu Gereja Witternbeg, Jerman pada tanggal 31 Oktober 1517. Pada dasarnya, semangat Luther dalam melakukan reformasi atau menempelkan 95 tesis/dalil mengenai protes nya terhadap Gereja Katolik Roma bukan sebuah usaha untuk memecah belah Gereja atau membuat Gereja baru, namun beliau ingin agar Gereja kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya dasar kebenaran (Sola Scriptura).
Semangat Reformasi (Gereja harus selalu dibaharui) memang harus tetap diteruskan dengan tetap awas atas lingkungan dan diri sendiri dan tidak alergi untuk membaharui diri agar tetap relevan dengan lingkungan (read : Relevan vs Kompromi) tetapi tetap atas dasar Alkitab sebagai satu-satunya dasar kebenaran. Akan tetapi, reformasi Gereja akan terasa kering jika reformasi tersebut titik tumpunya hanya pada struktur Gereja. Tanpa perubahan perilaku dan paradigma berpikir, maka reformasi tidak akan memiliki substansi. Pembaharuan dalam struktur gerejawi tidak akan berpengaruh jika tidak diiringi dengan perubahan dan pembaharuan pada tingkat manusianya atau jemaatnya  Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubalah oleh

pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” mengingatkan kita agar kita melakukan pembaharuan terhadap budi dan perilaku kita.
 Hal diatas tentu sangat konteks atau relevan dengan keadaan kita di dalam PMKO FEB-UH. Terkadang kita berada pada titik dimana kita merasa bahwa hal-hal yang kita lakukan terasa stagnan atau tidak membawa perubahan terhadap pertumbuhan persekutuan kita. Oleh sebab itu, kita harus terus melakukan pembaharuan atau reformasi.Akan tetapi,jika pembaharuan tersebut  hanya di titik beratkan pada pembaharuan struktur tanpa diiringi dengan pembaharuan perilaku orang-orang yang ada didalamnya, maka pembaharuan yang kita lakukan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan persekutuan kita.
Mungkin hanya itu yang penulis dapat sampaikan melalui artikel ini, kiranya hal tersebut dapat menjadi perenungan bagi kita semua untuk membawa persekutuan kita  berakar dan terus bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Akhir kata, Tinggi-lah Iman kita, Tinggi-lah Ilmu kita, Besarlah Pengabdian kita, Panjang umur Pelayanan, Ut Omnes Unum Sint
Shalom.

Sumber : Wikipedia, dan Buku Spiritualitas GMKI Pour La Paix

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...