APAKAH KELAHIRAN YESUS JATUH PADA 25
DESEMBER?
Syalom.. selamat natal untuk kita sekalian, kiranya damai
natal selalu ada dalam hati kita. Amin...
Pada kesempatan ini, saya akan membagikan sedikit informasi
mengenai kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang kita rayakan pada 25 Desember.
Banyak saudara-saudara kita yang mempertanyakan mengenai
kapan sebenarnya Yesus lahir dan kadang membuat interpretasi yang keliru.
Berikut ini beberapa pandangan keliru tersebut dan penjelasannya.
Keberatan 1: Tanggal 25 Desember dipilih untuk mengganti
festival pagan Romawi, yang dinamakan Saturnalia. Saturnalia adalah festival
musim dingin yang populer, sehingga Gereja Katolik dengan bijak menggantikannya
dengan perayaan Natal.
Tanggapan atas Keberatan 1: Saturnalia adalah
peringatan winter solstice,
yaitu titik terjauh matahari dari garis khatulistiwa bumi. Namun demikian
titik winter solstice jatuh
pada tanggal 22 Desember. Memang benar bahwa perayaan Saturnalia dapat dimulai
sejak tanggal 17 Desember sampai 23 Desember. Tetapi dari tanggalnya sendiri,
tidak cocok (tidak ada kaitannya dengan tanggal 25 Desember).
Keberatan 2: Tanggal 25 Desember dipilih untuk menggantikan
hari libur Romawi, Natalis Solis
Invicti, yang artinya, “Kelahiran dari Matahari yang tak Terkalahkan” (atau
dikenal sebagai kelahiran dewa matahari)
Nama : Georgius Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 11 Agustus 1998 Jurusan/Angkatan : Manajemen/2016 |
Tanggapan atas Keberatan 2: Pertama-tama, mari
memeriksa kultus Matahari yang tak Terkalahkan. Kaisar Aurelian memperkenalkan
kultus Sol Invictus atau
Matahari yang tak Terkalahkan di Roma tahun 274. Aurelian mendirikan pergerakan
politik dengan kultus ini, sebab namanya sendiri Aurelian, berasal dari kata
Latin aurora, yang artinya
“matahari terbit”. Uang logam koin masa itu menunjukkan bahwa Kaisar Aurelian
menyebut dirinya sendiri sebagai Pontifex
Solis atau Pontiff of the
Sun (Imam Agung Matahari). Maka Kaisar Aurelian mendirikan kultus
matahari itu dan mengidentifikasikan namanya dengan dewa matahari, di akhir
abad ke-3.
Yang
terpenting, tidak ada bukti historis tentang adanya perayaan Natalis Sol Invictus pada tanggal
25 Desember, sebelum tahun 354. Dalam sebuah manuskrip yang penting di tahun
354, terdapat tulisan bahwa tanggal 25 Desember tertulis, “N INVICTI CM XXX.”
Di sini N berarti “nativity/
kelahiran”. INVICTI artinya “Unconquered/
yang tak terkalahkan”. CM artinya, “circenses
missus/ games ordered/
permainan yang ditentukan/ diperintahkan.” Angka Romawi XXX sama dengan tiga
puluh. Maka tulisan tersebut artinya ialah 30 permainan yang ditentukan untuk
kelahiran Yang tak terkalahkan, pada tanggal 25 Desember. Perhatikan bahwa di
sini kata “matahari” tidak disebutkan. (Maka bagaimana dapat dipastikan bahwa
itu mengacu kepada dewa matahari). Selanjutnya, naskah kuno tersebut juga
menyebutkan, “natus Christus in Betleem
Iudeae/ kelahiran Kristus di Betlehem, Yudea” di tanggal 25 Desember itu.
((The Chronography of AD 354.
Part 12: Commemorations of the Martyrs. MGH Chronica Minora I (1892), pp.
71-2.))
Tanggal
25 Desember baru menjadi hari “Kelahiran Matahari yang tak terkalahkan” sejak
pemerintahan kaisar Julian yang murtad. Kaisar Julian pernah menjadi
Kristen, tetapi telah murtad dan kembali ke paganisme Romawi. Sejarah
menyatakan bahwa Kaisar Julian itulah yang menentukan hari libur pagan tanggal
25 Desember. Dengan demikian, peringatan kelahiran Yesus yang kita sebut
sebagai natal lebih dulu ada dari perayaan dewa matahari kala itu.
Keberatan 3: Kristus tidak mungkin lahir di bulan
Desember sebab St. Lukas menjabarkan bahwa para gembala menggembalakan
domba-domba di padang Betlehem. Gembala tidak menggembalakan pada saat musim
dingin. Maka Kristus tidak mungkin lahir di musim dingin.
Tanggapan terhadap Keberatan 3: Palestina bukan
Inggris atau Rusia atau Alaska. Betlehem terletak di lintang 31.7 (dari garis
khatulistiwa, lebih dekat sedikit ke khatulistiwa daripada kota Dallas, Texas
di Amerika, 32.8). Adalah masih nyaman untuk berada di luar di bulan Desember
di Dallas, (maka demikian juga dengan di Betlehem). Sebab di Italia, yang
terletak di garis lintang yang lebih tinggi dari Betlehem, seseorang masih
dapat menggembalakan domba di akhir bulan Desember.
Selanjutnya
kita akan melihat bagaimana perhitungan kelahiran Kristus berdasarkan kitab
suci..
Hari kelahiran Yohanes
Pembaptis digunakan sebagai kunci untuk menentukan hari kelahiran Kristus. Kita
dapat menemukan bahwa Kristus lahir di akhir Desember dengan mengamati kali
pertama dari tahun itu, yang disebutkan oleh St. Lukas, St. Zakaria melayani di
bait Allah. Ini memberikan kepada kita perkiraan tanggal konsepsi St. Yohanes
Pembaptis. Dari sini dengan mengikuti kronologis yang diberikan oleh St. Lukas,
kita sampai pada akhir Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
St.
Lukas mengatakan bahwa Zakaria melayani pada ‘rombongan Abia’ (Luk 1:5). Kitab
Suci mencatat adanya 8 rombongan di antara 24 rombongan imamat (Neh 12:17).
Setiap rombongan imam melayani satu minggu di bait Allah, dua kali setahun.
Rombongan Abia melayani di giliran ke-8 dan ke-32 dalam siklus tahunan. Namun
bagaimana siklus dimulai?
Josef
Heinrich Friedlieb telah dengan meyakinkan menemukan bahwa rombongan imam
pertama, Yoyarib, bertugas sepanjang waktu penghancuran Yerusalem pada hari
ke-9 pada bulan Yahudi yang disebut bulan Av. ((Josef Heinrich Friedlieb’s
Leben J. Christi des Erlösers. Münster, 1887, p. 312.)) Maka masa rombongan
imamat Abia (yaitu masa Zakaria bertugas) melayani adalah minggu kedua bulan
Yahudi yang disebut Tishri, yaitu minggu yang bertepatan dengan the Day of Atonement, hari ke-10. Di
kalender kita, the Day of Atonement dapat
jatuh di hari apa saja dari tanggal 22 September sampai dengan 8 Oktober.
Dikatakan
dalam Injil bahwa Elisabet mengandung ‘beberapa lama kemudian/ after these days‘ setelah masa pelayanan
Zakaria (lih. Luk 1:24). Maka konsepsi St. Yohanes Pembaptis dapat terjadi
sekitar akhir September, sehingga menempatkan kelahiran St. Yohanes
Pembaptis di akhir Juni, meneguhkan perayaan Gereja Katolik tentang
Kelahiran St. Yohanes Pembaptis tanggal 24 Juni.
Buku Protoevangelium of James dari abad
ke-2 menggambarkan St. Zakaria sebagai imam besar dan memasuki tempat maha
kudus…. dan ini mengasosiasikan dia dengan the Day of Atonement, yang jatuh di tanggal 10 bulan Tishri
(kira-kira akhir September). Segera setelah menerima pesan dari malaikat
Gabriel, Zakaria dan Elizabet mengandung Yohanes Pembaptis. Perhitungan empat
puluh minggu setelahnya, menempatkan kelahiran Yohanes Pembaptis di akhir Juni,
meneguhkan perayaan Gereja Katolik tentang Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
tanggal 24 Juni.
Selanjutnya…
dikatakan bahwa sesaat setelah Perawan Maria mengandung Kristus, ia pergi untuk
mengunjungi Elisabet yang sedang mengandung di bulan yang ke-6. Artinya umur
Yohanes Pembaptis 6 bulan lebih tua daripada Yesus Kristus (lih. Luk 1:24-27,
36). Jika 6 bulan ditambahkan kepada 24 Juni maka diperoleh 24-25 Desember
sebagai hari kelahiran Kristus. Jika tanggal 25 Desember dikurangi 9 bulan,
diperoleh hari peringatan Kabar Gembira (Annunciation) yaitu tanggal 25 Maret…
Maka jika Yohanes Pembaptis dikandung segera setelah the Day of Atonement, maka tepatlah penanggalan Gereja Katolik,
yaitu bahwa kelahiran Yesus jatuh sekitar tanggal 25 Desember.
Komentar
Posting Komentar