Langsung ke konten utama

Rubrik Katolik Bulan November


Bunda Maria

Apakah kalian pernah memperhatikan lokasi didalam dan luar Gereja Katolik, dimana selalu saja ada gambar/patung Bunda Maria. Ingat loh yah, patung atau gambar tersebut adalah visualisasi dari wujud Bunda Maria itu sendiri biar makin terasa dekatnya.
Banyak dari kita berfikir bahwa, kenapa dengan teman-teman katolik, harusnya kan fokus pada Yesus Kristus, kenapa muncul Bunda Maria juga di Gereja Katolik. Dia hanyalah bagian dari sejarah penyelamatan Yesus Kristus sama seperti yang lainnya dalam alkitab. Sebagai seorang kristen yang terutama adalah pengenalan kita akan Kristus dan karyaNya dalam hidup kita, kita tidak perlu menghormati Bunda Maria secara khusus.
Nama : Achbernaliya Yoris Tandi
Tempat, Tanggal Lahir: Rantepao, 26 Oktober 1991
Jurusan/Angkatan : Manajemen/2008
Pengajaran Gereja Katolik tentang Bunda Maria yang tetap Perawan memiliki dasar yang kuat. Sebagai orang Katolik pun meyakini tentang keperawanan Bunda Maria ini, dan mensyukuri teladan kemurniannya. Tiada yang mustahil bagi Allah, apalagi jika itu menyangkut segala pernyataan tentang Diri-Nya yang kudus dan penuh kasih. Dengan perbuatanNya menguduskan Maria sedemikian rupa, Ia menunjukkan betapa kasihNya yang sempurna tidak meninggalkan sedikitpun cacat dan noda pada kemurnian Bunda Maria. Bunda Maria menjadi teladan bagi Gereja yang menjunjung tinggi nilai kemurnian tubuh dan jiwa dalam mengabdi Tuhan, dan memberikan contoh bagi kita bagaimana memberikan diri seutuhnya bagi rencana Keselamatan Allah.
Keperawanan Maria berakibat penting pada Gereja karena Maria adalah ‘model’/teladan bagi Gereja. Misteri keperawanan Maria dilanjutkan oleh Gereja dalam dua hal. Yang pertama Gereja menjaga kemurnian pengajarannya terhadap ajaran yang menyimpang (“heresy”). Kedua, Gereja memberikan tempat khusus pada penerapan ‘keperawanan’ secara jasmani, sepanjang sejarah Gereja. Keperawanan jasmani ini bukan dimaksudkan untuk merendahkan arti perkawinan, tetapi untuk menunjukkan kesempurnaan sesuai dengan teladan yang dicontohkan oleh Yesus sendiri yang mempersembahkan seluruh tubuh dan jiwa untuk pemenuhan rencana keselamatan Allah.
Maka memang yang terpenting bagi kita adalah meniru teladan kerendahan hati dan ketaatan Bunda Maria. Keperawanan Maria menunjukkan betapa besar dan sempurnanya rahmat dan karunia Tuhan yang dapat memampukan manusia menjaga keutuhan tubuh dan jiwanya, demi kasihnya kepada Tuhan telah mengasihi dan memilihnya.
                Tuhan telah memilih Bunda Maria secara khusus, jika kita mengatakan bahwa Maria hanya manusia biasa tanpa ada keistimewaan apapun, maka sesungguhnya kita telah merendahkan pilihan Allah. Didunia ini banyak orang menjadi nabi, raja, imam, dan orang hebat, namun dari semua manusia yang pernah hidup didunia ini, hanya satu yang dapat menjadi bunda Allah. Dalam kebijaksanaanNya Tuhan telah memilih Bunda Maria. Kalau Bunda Maria dipandang baik oleh Allah untuk menjadi Bunda Allah, maka siapakah kita yang mempertanyakan pilihan Allah itu? Kita tidak dapat memilih ibu kita, namun Allah memilih secara khusus Bunda Maria menjadi Bunda Allah. Pilihan ini bukan tanpa alasan dan bahkan secara sadar Allah memilih Bunda Maria.
Gereja Katolik menyadari bahwa Maria hanyalah makhluk ciptaan yang tidak dapat menggantikan Pencipta, namun Gereja Katolik melihat bahwa Bunda Maria adalah makhluk ciptaan yang begitu istimewa, karenan memang posisinya sebagai Bunda Allah. Kalau dia dipandang baik oleh Allah untuk menjadi bunda Allah, kita tidak perlu protes akan keputusan Allah dan sudah selayaknya kita juga mengamininya dan sudah sepantasnya kita mensyukurinya, apalagi kalau Bunda Maria juga diberikan kepada manusia sebagai Bunda seluruh umat beriman (lh. Yoh 19:27).

St. Athanasius of Alexandria mengatakan “Jangan pernah takut untuk mengasihi Perawan yang terberkati secara berlebihan. Anda tidak pernah bisa mencintainya lebih dari yang Yesus lakukan”.

Sumber: Katolisitas.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...