Peran Mahasiswa Kristen sebagai Agen Perubahan Di Era Globalisasi
Matius 5 : 16
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Sorga”
![]() |
| Nama: Kwan Wirawan Kwandou Tempat, Tanggal Lahir : Bone, 8 November 2001Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2019 |
Shalom PMKOerz…
Agen perubahan adalah seorang individu atau kelompok yang memengaruhi orang lain atau organisasi dalam mengambil keputusan inovasi agar sesuai dengan yang diharapkan oleh agen perubahan itu sendiri.
Di era modern sekarang ini, kita tidak bisa terlepas dari globalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Globalisasi adalah proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi berasal dari kata globe/global yaitu dunia atau bola dunia. Dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara menyeluruh dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi batas-batas yang mengikat secara nyata. Jadi bisa disimpulkan bahwa Globalisasi secara langsung telah menyentuh segala aspek dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tak dapat dipungkiri bahwasanya dengan adanya globalisasi secara tidak langsung juga bisa menjadi pedang bermata dua untuk kita, karena globalisasi juga membawa dampak negatif, misalnya meningkatkan kriminalitas, masuknya budaya yang tidak sesuai dengan iman Kristen. dan juga semakin mempermudah seseorang untuk berbuat dosa.
Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dimasa depan. Mahasiswa juga sering disebut sebagai agen perubahan yang sering dipakai sebagai penghargaan pada mahasiswa yang dinilai menjadi pahlawan dalam proses perubahan bangsa. Secara nyata, mahasiswa Kristen juga merupakan warga gereja yang diharapkan memberikan perubahan dan masukan positif dalam pertumbuhan setiap sendi-sendi kehidupan.
Sebagai Mahasiswa Kristen yang berdampak sekaligus sebagai agen perubahan di era Globalisasi ini. Kita diharapkan bisa menjadi penangkal sekaligus penerang bagi sesama kita dalam rangka meminimalisir ataupun menangkal segala dampak negatif dari globalisasi yang dapat membuat iman kekristenan kita menjadi rapuh.
Tuhan Yesus menyebut pengikut-Nya sebagai garam dan terang (Matius 5:13-16). Itu berarti bahwa Tuhan Yesus menekankan keutamaan dalam fungsi (kegunaan), bukan sekadar ada. Pengikut Kristus bukan hanya sekadar bangga dengan identitas bahwa di dalam Yesus kita menjadi anak-anak Allah, melainkan sungguh-sungguh memiliki fungsi atau kegunaan sebagai anak-anak Allah di tengah-tengah era globalisasi yang merajalela saat ini, yaitu dengan menjadi panutan dan juga agen perubahan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Banyak mahasiswa Kristen tidak menyadari hal ini. Mereka berfikir, asal percaya dan menjadi Kristen, Sorga itu menjadi bagiannya dan bersikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Cukuplah itu. Apakah demikian? Tuhan Yesus mengatakan tidak. Jikalau kita kehilangan fungsi dalam melakukan kehendak-Nya, kehilangan fungsi sebagai garam dan terang, itu tidak ada artinya! Sebagai garam dan terang, maka setiap pengikut Kristus terlebih lagi mahasiswa adalah agen perubahan dimanapun dan kapanpun dia berada.
Di dalam sejarah kekristenan sendiri, jika saat itu tidak ada yang menjadi agen perubahan, maka mungkin Kristen protestan tidak akan lahir dan gereja tidak akan berkembang dengan besar dan pesat seperti yang kita lihat saat ini, misalnya saja Marthin Luther dengan perjuangannya dalam membawa perubahan dalam kekristenan, meskipun Marthin tahu bahwa apa yang mau dilakukan membawa resiko yang sangat besar untuknya, dia tetap melakukan hal itu, karena dia sungguh-sungguh ingin menjadi agen perubahan di dalam kekristenan.
Ataukah mungkin di sejarah berdirinya PMKO FEB-UH, jika saat itu tidak ada yang sanggup untuk menjadi agen perubahan, maka mungkin PMKO FEB-UH, juga tidak akan bisa berdiri dengan kuat dan kokoh sampai pada hari ini. Sebagai seorang Mahasiswa sekaligus agen perubahan, kita perlu berjuang dengan kuat, apalagi di tengah-tengah era globalisasi yang sangat merajalela didewasa ini.
Dalam perjuangan kita dalam membawa perubahan ada satu kisah di dalam novel Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia yang dapat menginspirasi kita dalam berjuang membawa perubahan. Kira-kira seperti ini.
“Minke, kita akan melawan. Berani kau, Nak, Nyo?”
“Kita akan berlawan, Ma, bersama-sama.”
“Biarpun tanpa ahli hukum. Kita akan jadi Pribumi pertama yang melawan Pengadilan Putih, Nak, Nyo. Bukankah itu suatu kehormatan juga?”
Aku tak punya sesuatu pengertian bagaimana harus melawan, apa yang dilawan, siapa dan bagaimana. Aku tak tahu alat-alat apa sarananya. Biar begitu: Kita melawan!
“Berlawan, Mama, berlawan. Kita melawan.”
Setelah melawan dan mendapatkan hasil yang sudah mereka duga, dengan perkataan yang menggetarkan hati, Nyai Ontosoroh mengatakan kepada Minke:
“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”
Yang dapat kita pelajari dari kisah ini adalah, meskipun kita sudah tahu resikonya sangat besar, tetapi setidaknya kita sudah melawan dan berjuang membawa perubahan, Tuhan sudah melihat kesungguhan hati kita dan dia yang akan menyelesaikannya bagi kita
” Mazmur 138:8 (a) : Tuhan akan menyelesaikannya bagiku ! ”
Untuk apa kita hidup? Banyak orang hidup hanya sekadar numpang lewat. Sibuk dengan dirinya sendiri dan menikmati hidup. Kehadirannya tidak memberi sumbangsih apa pun bagi dunia sekitar. Melaluinya, dunia tidak menjadi lebih baik. Malah ada orang yang hidupnya selalu menebar masalah dan kebencian. Sebagai mahasiswa yang menjadi agen perubahan, kita harus menjadi penerang dan juga pembawa perubahan bagi lingkungan sekitar kita di era globalisasi yang sangat merajalela saat ini.
Tuhan ingin memakai kita menjadi agen perubahan. Tidak harus perubahan besar. Perubahan kecil pun bisa sangat berarti. Kehadiran kita bisa menyentuh dan mengubah hidup orang-orang di sekitar kita. Membuat orang merasa senang, dikasihi, dan dihargai. Hadiah atau pujian kecil bisa mengenyahkan kesuraman hati seorang teman. . Jadilah agen perubahan bagi orang-orang di sekitarmu, Hai mahasiswa Kristen !.
Akhir kata Penulis ingin sampaikan
“Taburlah berkat sebanyak-banyaknya bagi orang-orang yang ada di sekitarmu, sampai-sampai petugas makam pun akan menangisi kepergianmu yang telah membawa dampak besar bagi banyak orang “
Akhir kata, Marilah kita senantiasa Bersekutu, Bersaksi, dan Melayani, Tinggi-lah Iman kita, Tinggi-lah Ilmu kita, Besarlah Pengabdian kita, Panjang umur Pelayanan, Ut Omnes Unum Sint
Shalom.

Komentar
Posting Komentar