Pengakuan
dan Pengampunan
Bacaan : Lukas 15 : 11-24
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.” (1
Yohanes 1 : 9)
Nama : Tri Gloria Bamba TTL : Nabire, 03 Agustus 1999 Jurusan : Akuntansi /2017 |
Seringkali
kita manusia susah untuk mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan, dengan
alasan Tuhan Maha tahu. Terlebih lagi apabila kita melakukan hal-hal yang
diluar kehendak Tuhan yaitu melakukan dosa, kita terkadang tidak langsung
datang kepada Tuhan untuk mengakuinya, namun malah menghindar dan menjauh dari
Tuhan. Dalam Lukas 15 : 11-24, menceritakan perumpamaan tentang anak yang
hilang, dimana seorang anak yang dikasihi oleh bapanya justru menggunakan harta
bapanya untuk berfoya-foya, bahkan meninggalkan bapanya. Kita tahu bersama bahwa
perumpamaan ini disampaikan langsung oleh Tuhan Yesus ketika orang Farisi dan
ahli-ahli taurat datang bersungut-sungut kepadaNya mengenai orang berdosa. Dari
bacaan ini, saya yakin bahwa ini merupakan isi hati Tuhan kepada kita dimana
seorang anak yang terhilang tersebut merupakan kita manusia, dan bapanya adalah
Allah itu sendiri. Sangat terlihat jelas bahwa memang benar adanya bahwa Tuhan
tahu jika kita akan melakukan hal yang demikian, berbuat dosa dan meninggalkan
Tuhan. Dalam bacaan tersebut juga dikatakan bahwa anak itu takut untuk kembali
kepada bapanya dan menjadi melarat akibat apa yang dia perbuat. Itu berarti,
ketika kita meninggalkan Tuhan, jauh dari Tuhan, kita tidak dapat berbuat
apa-apa dan malah mendapat kemelaratan.
Namun,
perumpamaan ini tidak hanya sampai disitu saja. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa
anak tersebut teringat akan bapanya, kembali kepada bapanya dan berani untuk
mengakui dosanya. Adapun bapanya, tidak menyimpan dendam atau amarah tetapi
justru ayahnya berlari kepada dia untuk mendapatkannya, merangkul, dan mencium
dia. Bukan hanya itu saja, tetapi bapanya menyambut dia dengan bersukaria, apa
yang menjadi kebutuhan anaknya, sang bapa memberikan semua yang terbaik. Hal
inilah yang menjadi kerinduaan atau maksud Tuhan memberikan perumpamaan ini,
dimana sejauh apapun kita meninggalkan Tuhan, sebesar apapun dosa kita kepada
Tuhan, Tuhan tetap mau menerima kita, asalkan kita mau datang kepadanya dan
mengakui segala dosa kita. Tuhan tidak ingin kita seperti si anak yang takut
untuk datang kepada bapanya, sebab Tuhan tidak ingin kita mengalami
kemelaratan.
Ketika
kita mau datang kepada Tuhan, justru Tuhan mau menerima kita apa adanya, Ia
sigap untuk berlari mendapatkan kita, memeluk kita dan mencium kita. Bahkan Ia
akan memberikan kita jubah terbaik, dimana jubah diartikan sebagai harga diri
yang mau mengakui kesalahan kepada Bapa, cincin yang diartikan sebagai
pengakuan kembali dari Allah bahwa kita adalah anak-anakNya, dan sepatu yang
merupakan lambang perdamaianm dimana hal ini merupakan bukti bahwa kita telah
diperdamaikan dengan Bapa di surga, sehingga para malaikat bersukaria akan
hal-hal tersebut.
Maka
benarlah firman Tuhan dalam 1 Yohanes 1 : 9, bahwa Allah itu setia dan adil,
yang mau mengampuni kita dari segala kejahatan kita. Untuk itu marilah kita
anak-anak Tuhan, mengambil sikap untuk terbuka dihadapan Tuhan, menjalin
hubungan yang baik dengan Tuhan, dan menjauhi yang jahat, maka Tuhan akan
mengangkat kita dan tidak akan membiarkan kita jatuh. Sebab tangan Tuhan tidak
kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengarannya tidak kurang tajam untuk
mendengar (Yesaya 59 : 1).
Tuhan Yesus memberkati.
Komentar
Posting Komentar