MASALAH
SINOPTIK
Berbicara mengenai Injil tentu kita semua telah
mengetahui bahwa terdapat 4 Injil dalam perjanjian baru yaitu
Matius,Markus,Lukas dan Yohanes. Keempat Injil ini tentu berasal dari pengarang
yang berbeda dimana masing-masing dari pengarangnya ialah Santo Matius,Santo
Markus,Santo Lukas,dan Santo Yohanes yang merupakan anak zebedeus. Ketika
membaca injil secara bersamaan kita dapat mengetahui dan mengamati bahwa ketiga
Injil (Matius,Markus,Lukas) cenderung memiliki kemiripan satu sama lain dalam
banyak bagian sedangkan Injil Yohanes tidak menampakkan kemiripan besar dengan
ketiga Injil pertama. Injil Matius,Markus,dan Lukas cenderung membahas
tentang aspek kemanusiaan Yesus sedangkan Injil Yohanes lebih pada aspek ilahi
Yesus Kristus. Nah, ketiga Injil ini (Matius,Markus,Lukas) yang dikatakan
sebagai injil-injil sinoptik. Ketiga Injil ini mempunyai kesamaan yang membuat
ketiganya dapat dibaca bersama. Dari sini muncullah istilah sinoptik yang
berasal dari kata synoptikos yang
berarti dilihat bersama. Synopsis adalah sebuah cara membaca yang menempatkan
teks ketiga Injil dalam kolom-kolom parallel sehingga ketiganya dapat saling
dibandingkan secara bersamaan. Contoh synopsis ini adalah synopsis of the four gospel yang diedit oleh Kurt Aland.
Nama : Fransisco Valdion R Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 19 Oktober 2001 Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2019 |
Ketiga injil ditempakan dalam kolom-kolom
paralel,akan ditemukan kesamaan yang begitu besar,tetapi juga
perbedaan-perbedaan dalam beberapa bagian. Kesamaan ketiga Injil tidak hanya
dalam isi (content),urutan kisah (order),urutan geografis,tetapi juga dalam
kata-kata yang digunakan (wording). Berdasar kesamaan-kesamaan dalam
materi,bentuk,susunan,bahkan kata-kata yang digunakan dan juga berdasarkan
perbedaan-perbedaan di antara mereka, dapat dirumuskan apa yang disebut dengan
problem sinoptik:
“Bagaimana
kita menjelaskan kesamaan dan perbedaan dalam ketiga Injil?”
Tiga
hipotesis awal
Dalam studi Injil-injil sinoptik,telah ditawarkan
beberapa argumentasi untuk menjawab problem sinoptik diatas. Salah satu
hipotesis menyatakan bahwa ketiga Injil sinoptik mempunyai kesamaan karena
ditulis dalam bimbingan Roh kudus yang sama. Argumen bahwa kesamaan muncul
karena kesamaan inspirasi Roh Kudus lemah dan tidak dapat
diterima. Karena jika dilihat mengapa harus ada perbedaan antara ketiganya dan
juga mengapa harus ada pebedaan yang besar antara Injil sinoptik dan Injil
Yohanes padahal semuanya mendapatkan bimbingan dan inspirasi dari Roh kudus.
Ada juga berargumen bahwa Matius,Markus,Lukas
menuliskan secara akurat catatan-catatan
tentang sabda dan karya Yesus. Tanpa menyangkal bahwa ketiga Injil sinoptik
menyediakan catatan sabda dan karya Yesus,kita juga menemukan perbedaan dalam
urutan waktu atau urutan geografis dalam ketiga Injil. Misalnya dalam Injil
Markus, penolakan oleh orang-orang Nazaret terjadi beberapa saat setelah Yesus
menjalankan perutusan-Nya (Mrk 6;1-6),tetapi di dalam Injil Lukas, penolakan
itu terjadi justru pada peristiwa pertama dalam karya pelayanan Yesus (Luk
4;16-30). Oleh sebab itu kalau ketiga Injil berasal dari catatan yang akurat
namun mengapa ada perbedaan tentang sabda dan karya Yesus di antara Injil
tersebut
Hipotesis lain yang diajukan ialah bahwa kesamaan
dalam Injil-injil sinoptik bersumber pada kesamaan tradisi lisan yang digunakan oleh para penginjil untuk menulis
Injil-injil mereka. Menurut hipotesis ini,para murid memperkembangkan sebuah
tradisi lisan yang dalam perjalanan kemudian mendapat bentuk yang semakin
tetap. Yang dimaksud disini ialah tetap dalam perumusannya bukan pada
penulisan! Tradisi lisan ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani dan
digunakan oleh para penginjil. Hipotesis bahwa kesamaan muncul karena kesamaan
sumber tradisi lisan tidak meyakinkan. Tradisi lisan tidak dapat menjelaskan
mengapa Injil-injil sinoptik mempunyai kesamaan dalam kata-kata yang mereka
gunakan contohnya Mat 19;13-15//Mrk
10;13-16//Luk 18;15-17.
Hubungan
literer ketiga Injil sinoptik
Ketidakmampuan ketiga argumen di atas untuk menjawab
problem sinoptik semakin mendekatkan kita pada hipotesis bahwa kesamaan ada di
dalam Injil sinoptik muncul karena adanya hubungan literer di antara ketiganya.Kesamaan
muncul karena kesamaan sumber tertulis yang digunakan oleh para penginjil.
Perbedaan muncul karena perbedaan sumber tertulis dan perbedaan motif literer
dan teologis masing-masing muncul penginjil
Hipotesis
Griesbach
Griesbach adalah tokoh yang memprakarsai sinopsis.
Ketika melihat kesamaan dan perbedaan dalam ketiga penerbitan Injil, Griesbach
tidak berusaha untuk membuat harmonisasi atas informasi-informasi yang ada
melainkan berusaha untuk mengerti hubungan antara Injil-injil di dalam
ketergantungan literer tidak langsung mereka melalui penggunaan sumber- sumber
hipotetis yang sudah ada. Pada intinya, hipotesis ini menyatakan bahwa Matius
adalah Injil yang pertama kali ditulis dan yang kemudian digunakan oleh Lukas
untuk menulis Injilnya. Markus menggunakan Matius dan Lukas. Hipotesis ini
diperkenalkan oleh H. Owen pada tahun 1764, dan kemudian sangat berpengaruh
dalam studi sinoptik. Berkat pemikiran ini Markus dinilai sebagai Injil yang
ditulis paling akhir dan Matius adalah Injil pertama. Markus merupakan
ringkasan dari Injil Matius dan Lukas hal inilah yang dikatakan sebagai konfilasi
Markus. Contoh bukti konfilasi Markus ini adalah Mrk 1:32 yang dinilai
sebagai konfilasi dari Mat 8:16 dan Luk 4:40
Mat 8:16
“Menjelang malam dibawalah banyak orang yang kerasukan setan”
Luk 4:40
“ketika matahari terbenam,semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya
yang menderita bermacam-macam penyakit”
Mrk 1:32
“menjelang malam, ketika matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang
yang menderita sakit dan yang kerasukan setan”
Dalam perjalanan kemudian, hipotesis ini semakin
berkembang seiring dengan argumentasi yang berkembang dalam studi yang
mengatakan bahwa Matius sebagai Tesis,Lukas Antitesis,dan Markus Sintesis.
Hipotesis Griesbach dapat dirumuskan dalam diagram seperti berikut :
Pada zamannya, hipotesis Griesbach merupakan
pemikiran besar yang member solusi bagi problem sinoptik tanpa harus
mengendalikan keberadaan sumber hipotesis selain ketiga Injil. Mesikpun dapat
menjelaskan perbedaan dan kesamaan antara ketiga Injil sinoptik, hipotesis
Griesbach kurang berhasil menjelaskan persoalan mengapa dua Injil berbeda dari
satu Injil yang lain (mis: Matius sama dengan Lukas dan keduanya berbeda dari
Markus, atau Markus-Lukas berbeda dengan Matius).
Persoalan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kalau
Matius menjadi sumber utama, mengapa Markus menghilangkan banyak bagian penting
seperti khotbah di bukit dan Bapa kami?
2. Mengapa
Lukas tidak mengikuti susunan simetris Matius yang lebih baik dari pada susunan
Injilya?
3. Kalau
Matius dan Lukas digunakan oleh Markus namun mengapa bahasa Yunani Markus lebih
buruk dari keduanya?
Ketiga persoalan inilah yang membuat pandangan
Griesbach terhadap Injil sinoptik menjadi semakin lemah.
Teori
dua sumber (Two-Sources Theory)
Teori dua sumber mendominasi studi tentang Injil
sinoptik pada dua abad terakhir. Teori ini menyatakan bahwa Injil Markus
merupakan Injil yang pertama ditulis dan digunakan oleh Matius dan Lukas dalam
menyusun Injil mereka. Selain itu, Matius dan Lukas juga menggunakan sumber
yang mereka kenal bersama inilah yang disebut sebagai “Q”. Markus dan “Q” menjadi dua sumber yang digunakan oleh Matius
dan Lukas. Oleh Karena itu hipotesis ini disebut sebagai hipotesis dua sumber.
Prioritas Markus
Berikut hal mendasar yang menyatakan prioritas
Markus atas Matius dan Lukas.Markus merupakan Injil yang paling pendek dan
sepintas hampir semua bagian dalam Markus muncul di Matius dan Lukas. Tentu
saja dengan ini dapat dipahami bahwa Matius dan Lukas menggunakan Markus serta
menambahkan beberapa materi. Mengapa Markus memotong peristiwa penting seperti
khotbah di bukit,doa Bapa kami,penampakan-penampakan setelah kebangkitan? Kalau
dikatakan bahwa Markus ingin menyusun sebuah kisah yang lebih ringkas,mengapa
dalam beberapa kisah paralel kisah di dalam Markus justru lebih panjang
daripada kisah di Matius dan Lukas? Hal inilah yang semakin menguatkan pandangan tentang proritas
Markus atas Matius dan Lukas.
Q (Quelle)
Prioritas Markus hanya dapat menjelaskan kesamaan
yang ada dalam ketiga Inji. Sementara itu, prioritas Markus tidak dapat
menjelaskan bagian yang hanya dimiliki oleh Matius dan Lukas yang tidak
terdapat pada Markus. Berdasarkan pemikiran ini diperkirakan bahwa Matius dan
Lukas mempunyai sumber lain selain Markus. Selain Markus, baik Injil Matius dan
Lukas menggunakan sumber yang dinamakan “Q”. Sumber ini yang menjad sumber
bagian-bagian dimana Matius mempunyai kesamaan dengan Lukas dan keduanya
berbeda dengan Markus. Ada beberapa argument yang menjadi dasar hipotesis bahwa
Matius dan Lukas menggunakan Q. Argumen-argumen tersebut adalah sebagai
berikut:
Pertama,sering
kali Matius dan Lukas sangat dekat dalam menggunakan kata-kata verbal misalnya
pada (Mat 3:7-12, Luk 3:7-9.16-17,Mat 4:1-11,Luk 4:1-13). Namun tentu saja
tetap dijumpai bagian-bagian paralel antara Matius dan Lukas yang mempunyai
perbedaan kata-kata.
Kedua,meskipun
Matius menempatkan bahan-bahan Q dalam lima blok dan Lukas dalam dua
blok,urutan bahan-bahan dalam Matius dan Lukas relative sama. Fakta ini juga
memperkuat hipotesis bahwa Q merupakan sebuah sumber tertulis. Kesamaan dalam
hal urutan tidak akan mudah dibangun apabila bahan-bahan diambil dari sumber
lisan.
Ketiga,dalam
Matius dan Lukas terdapat apa yang disebut doublets yakni sebuah materi yang
ditulis dua kali. Doublets ini terjadi ketika Matius dan Lukas menggunakan
materi Markus dan memasukkan juga materi Q yang pada dasarnya merupakan materi
yang sama. Contohnya (Mrk 4:25/Mat 13:12/Luk 8:18) muncul juga dalam (Mat 25:29
dan Luk 19:26)
Keempat,
keseluruhan Q (kecuali penyembuhan anak kepala pasukan romawi) merupakan
sabda-sabda Yesus. Penemuan ini membuat beberapa orang berpikir bahwa
kemungkinan Q merupakan sebuah koleksi dari banyak koleksi sabda-sabda Yesus.
Teori dua sumber dapat digambarkan dalam diagram
seperti berikut :
Markus merupakan Injil pertama yang bersama dengan Q
digunakan secara independen oleh Matius dan Lukas dalam menyusun Injil mereka.
Dalam bentuk yang lebih rumit, beberapa penulis memasukkan sebuah sumber yang
digunakan oleh Matius dan Lukas.
Komentar
Posting Komentar