Langsung ke konten utama

Rubrik Katolik Bulan Juni


MASALAH SINOPTIK
Berbicara mengenai Injil tentu kita semua telah mengetahui bahwa terdapat 4 Injil dalam perjanjian baru yaitu Matius,Markus,Lukas dan Yohanes. Keempat Injil ini tentu berasal dari pengarang yang berbeda dimana masing-masing dari pengarangnya ialah Santo Matius,Santo Markus,Santo Lukas,dan Santo Yohanes yang merupakan anak zebedeus. Ketika membaca injil secara bersamaan kita dapat mengetahui dan mengamati bahwa ketiga Injil (Matius,Markus,Lukas) cenderung memiliki kemiripan satu sama lain dalam banyak bagian sedangkan Injil Yohanes tidak menampakkan kemiripan besar dengan ketiga Injil pertama. Injil  Matius,Markus,dan Lukas cenderung membahas tentang aspek kemanusiaan Yesus sedangkan Injil Yohanes lebih pada aspek ilahi Yesus Kristus. Nah, ketiga Injil ini (Matius,Markus,Lukas) yang dikatakan sebagai injil-injil sinoptik. Ketiga Injil ini mempunyai kesamaan yang membuat ketiganya dapat dibaca bersama. Dari sini muncullah istilah sinoptik yang berasal dari kata synoptikos yang berarti dilihat bersama. Synopsis adalah sebuah cara membaca yang menempatkan teks ketiga Injil dalam kolom-kolom parallel sehingga ketiganya dapat saling dibandingkan secara bersamaan. Contoh synopsis ini adalah synopsis of the four gospel yang diedit oleh Kurt Aland.
Nama : Fransisco Valdion R
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 19 Oktober 2001
Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2019
Ketiga injil ditempakan dalam kolom-kolom paralel,akan ditemukan kesamaan yang begitu besar,tetapi juga perbedaan-perbedaan dalam beberapa bagian. Kesamaan ketiga Injil tidak hanya dalam isi (content),urutan kisah (order),urutan geografis,tetapi juga dalam kata-kata yang digunakan (wording). Berdasar kesamaan-kesamaan dalam materi,bentuk,susunan,bahkan kata-kata yang digunakan dan juga berdasarkan perbedaan-perbedaan di antara mereka, dapat dirumuskan apa yang disebut dengan problem sinoptik:
“Bagaimana kita menjelaskan kesamaan dan perbedaan dalam ketiga Injil?”
Tiga hipotesis awal
Dalam studi Injil-injil sinoptik,telah ditawarkan beberapa argumentasi untuk menjawab problem sinoptik diatas. Salah satu hipotesis menyatakan bahwa ketiga Injil sinoptik mempunyai kesamaan karena ditulis dalam bimbingan Roh kudus yang sama. Argumen bahwa kesamaan muncul karena kesamaan inspirasi Roh Kudus lemah dan tidak dapat diterima. Karena jika dilihat mengapa harus ada perbedaan antara ketiganya dan juga mengapa harus ada pebedaan yang besar antara Injil sinoptik dan Injil Yohanes padahal semuanya mendapatkan bimbingan dan inspirasi dari Roh kudus.
Ada juga berargumen bahwa Matius,Markus,Lukas menuliskan secara akurat catatan-catatan tentang sabda dan karya Yesus. Tanpa menyangkal bahwa ketiga Injil sinoptik menyediakan catatan sabda dan karya Yesus,kita juga menemukan perbedaan dalam urutan waktu atau urutan geografis dalam ketiga Injil. Misalnya dalam Injil Markus, penolakan oleh orang-orang Nazaret terjadi beberapa saat setelah Yesus menjalankan perutusan-Nya (Mrk 6;1-6),tetapi di dalam Injil Lukas, penolakan itu terjadi justru pada peristiwa pertama dalam karya pelayanan Yesus (Luk 4;16-30). Oleh sebab itu kalau ketiga Injil berasal dari catatan yang akurat namun mengapa ada perbedaan tentang sabda dan karya Yesus di antara Injil tersebut
Hipotesis lain yang diajukan ialah bahwa kesamaan dalam Injil-injil sinoptik bersumber pada kesamaan tradisi lisan yang digunakan oleh para penginjil untuk menulis Injil-injil mereka. Menurut hipotesis ini,para murid memperkembangkan sebuah tradisi lisan yang dalam perjalanan kemudian mendapat bentuk yang semakin tetap. Yang dimaksud disini ialah tetap dalam perumusannya bukan pada penulisan! Tradisi lisan ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani dan digunakan oleh para penginjil. Hipotesis bahwa kesamaan muncul karena kesamaan sumber tradisi lisan tidak meyakinkan. Tradisi lisan tidak dapat menjelaskan mengapa Injil-injil sinoptik mempunyai kesamaan dalam kata-kata yang mereka gunakan contohnya Mat 19;13-15//Mrk 10;13-16//Luk 18;15-17.
Hubungan literer ketiga Injil sinoptik
Ketidakmampuan ketiga argumen di atas untuk menjawab problem sinoptik semakin mendekatkan kita pada hipotesis bahwa kesamaan ada di dalam Injil sinoptik muncul karena adanya hubungan literer di antara ketiganya.Kesamaan muncul karena kesamaan sumber tertulis yang digunakan oleh para penginjil. Perbedaan muncul karena perbedaan sumber tertulis dan perbedaan motif literer dan teologis masing-masing muncul penginjil
Hipotesis Griesbach
Griesbach adalah tokoh yang memprakarsai sinopsis. Ketika melihat kesamaan dan perbedaan dalam ketiga penerbitan Injil, Griesbach tidak berusaha untuk membuat harmonisasi atas informasi-informasi yang ada melainkan berusaha untuk mengerti hubungan antara Injil-injil di dalam ketergantungan literer tidak langsung mereka melalui penggunaan sumber- sumber hipotetis yang sudah ada. Pada intinya, hipotesis ini menyatakan bahwa Matius adalah Injil yang pertama kali ditulis dan yang kemudian digunakan oleh Lukas untuk menulis Injilnya. Markus menggunakan Matius dan Lukas. Hipotesis ini diperkenalkan oleh H. Owen pada tahun 1764, dan kemudian sangat berpengaruh dalam studi sinoptik. Berkat pemikiran ini Markus dinilai sebagai Injil yang ditulis paling akhir dan Matius adalah Injil pertama. Markus merupakan ringkasan dari Injil Matius dan Lukas hal inilah yang dikatakan sebagai konfilasi Markus. Contoh bukti konfilasi Markus ini adalah Mrk 1:32 yang dinilai sebagai konfilasi dari Mat 8:16 dan Luk 4:40
Mat 8:16 “Menjelang malam dibawalah banyak orang yang kerasukan setan”
Luk 4:40 “ketika matahari terbenam,semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya yang menderita bermacam-macam penyakit”
Mrk 1:32 “menjelang malam, ketika matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan”
Dalam perjalanan kemudian, hipotesis ini semakin berkembang seiring dengan argumentasi yang berkembang dalam studi yang mengatakan bahwa Matius sebagai Tesis,Lukas Antitesis,dan Markus Sintesis. Hipotesis Griesbach dapat dirumuskan dalam diagram seperti berikut :

   
Pada zamannya, hipotesis Griesbach merupakan pemikiran besar yang member solusi bagi problem sinoptik tanpa harus mengendalikan keberadaan sumber hipotesis selain ketiga Injil. Mesikpun dapat menjelaskan perbedaan dan kesamaan antara ketiga Injil sinoptik, hipotesis Griesbach kurang berhasil menjelaskan persoalan mengapa dua Injil berbeda dari satu Injil yang lain (mis: Matius sama dengan Lukas dan keduanya berbeda dari Markus, atau Markus-Lukas berbeda dengan Matius).
Persoalan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Kalau Matius menjadi sumber utama, mengapa Markus menghilangkan banyak bagian penting seperti khotbah di bukit dan Bapa kami?
2.      Mengapa Lukas tidak mengikuti susunan simetris Matius yang lebih baik dari pada susunan Injilya?
3.      Kalau Matius dan Lukas digunakan oleh Markus namun mengapa bahasa Yunani Markus lebih buruk dari keduanya?
Ketiga persoalan inilah yang membuat pandangan Griesbach terhadap Injil sinoptik menjadi semakin lemah.
Teori dua sumber (Two-Sources Theory)
Teori dua sumber mendominasi studi tentang Injil sinoptik pada dua abad terakhir. Teori ini menyatakan bahwa Injil Markus merupakan Injil yang pertama ditulis dan digunakan oleh Matius dan Lukas dalam menyusun Injil mereka. Selain itu, Matius dan Lukas juga menggunakan sumber yang mereka kenal bersama inilah yang disebut sebagai “Q”. Markus dan “Q” menjadi dua sumber yang digunakan oleh Matius dan Lukas. Oleh Karena itu hipotesis ini disebut sebagai hipotesis dua sumber.
Prioritas Markus
Berikut hal mendasar yang menyatakan prioritas Markus atas Matius dan Lukas.Markus merupakan Injil yang paling pendek dan sepintas hampir semua bagian dalam Markus muncul di Matius dan Lukas. Tentu saja dengan ini dapat dipahami bahwa Matius dan Lukas menggunakan Markus serta menambahkan beberapa materi. Mengapa Markus memotong peristiwa penting seperti khotbah di bukit,doa Bapa kami,penampakan-penampakan setelah kebangkitan? Kalau dikatakan bahwa Markus ingin menyusun sebuah kisah yang lebih ringkas,mengapa dalam beberapa kisah paralel kisah di dalam Markus justru lebih panjang daripada kisah di Matius dan Lukas? Hal inilah yang  semakin menguatkan pandangan tentang proritas Markus atas Matius dan Lukas.
Q (Quelle)
Prioritas Markus hanya dapat menjelaskan kesamaan yang ada dalam ketiga Inji. Sementara itu, prioritas Markus tidak dapat menjelaskan bagian yang hanya dimiliki oleh Matius dan Lukas yang tidak terdapat pada Markus. Berdasarkan pemikiran ini diperkirakan bahwa Matius dan Lukas mempunyai sumber lain selain Markus. Selain Markus, baik Injil Matius dan Lukas menggunakan sumber yang dinamakan “Q”. Sumber ini yang menjad sumber bagian-bagian dimana Matius mempunyai kesamaan dengan Lukas dan keduanya berbeda dengan Markus. Ada beberapa argument yang menjadi dasar hipotesis bahwa Matius dan Lukas menggunakan Q. Argumen-argumen tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama,sering kali Matius dan Lukas sangat dekat dalam menggunakan kata-kata verbal misalnya pada (Mat 3:7-12, Luk 3:7-9.16-17,Mat 4:1-11,Luk 4:1-13). Namun tentu saja tetap dijumpai bagian-bagian paralel antara Matius dan Lukas yang mempunyai perbedaan kata-kata.
Kedua,meskipun Matius menempatkan bahan-bahan Q dalam lima blok dan Lukas dalam dua blok,urutan bahan-bahan dalam Matius dan Lukas relative sama. Fakta ini juga memperkuat hipotesis bahwa Q merupakan sebuah sumber tertulis. Kesamaan dalam hal urutan tidak akan mudah dibangun apabila bahan-bahan diambil dari sumber lisan.
Ketiga,dalam Matius dan Lukas terdapat apa yang disebut doublets yakni sebuah materi yang ditulis dua kali. Doublets ini terjadi ketika Matius dan Lukas menggunakan materi Markus dan memasukkan juga materi Q yang pada dasarnya merupakan materi yang sama. Contohnya (Mrk 4:25/Mat 13:12/Luk 8:18) muncul juga dalam (Mat 25:29 dan Luk 19:26)
Keempat, keseluruhan Q (kecuali penyembuhan anak kepala pasukan romawi) merupakan sabda-sabda Yesus. Penemuan ini membuat beberapa orang berpikir bahwa kemungkinan Q merupakan sebuah koleksi dari banyak koleksi sabda-sabda Yesus.
Teori dua sumber dapat digambarkan dalam diagram seperti berikut :

Markus merupakan Injil pertama yang bersama dengan Q digunakan secara independen oleh Matius dan Lukas dalam menyusun Injil mereka. Dalam bentuk yang lebih rumit, beberapa penulis memasukkan sebuah sumber yang digunakan oleh Matius dan Lukas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...