LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN
Selama
hidup manusia pasti membutuhkan makan dan minum. Apabila kebutuhan itu tidak
terpenuhi akibatnya manusia dapat menjadi sakit bahkan meninggal. Oleh sebab
itu tubuh memiliki respon untuk mengingatkan kita agar segera makan dan minum
yaitu perasaan lapar dan haus. Tubuh memberi sinyal melalu perasaan lapar dan
haus agar kita memenuhi kebutuhan kita yaitu makan dan minum yang menjadi
sumber energi untuk kita dapat melakukan segala aktivitas kita. Orang
yang sehat biasanya memiliki nafsu makan yang baik yang memberikan asupan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila nafsu makan berkurang biasanya
merupakan tanda-tanda adanya penyakit di dalam tubuh.Nama : Novrita Deborah Kelah
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 2 November 1996
Jurusan/Angkatan : Manajemen/2016
Manusia
terdiri dari tubuh jasmani dan tubuh rohani (1 Korintus 15:44b). Oleh sebab itu
sebagaimana kita memenuhi kebutuhan jasmani agar bisa bertahan hidup, kita juga
harus memenuhi kebutuhan rohani kita. Hal ini sesuai dengan yang perkataan
Tuhan Yesus dalam Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah.”
Lapar dan haus akan kebenaran disini yang dimaksudkan adalah
adanya kerinduan selalu mencari perkara-perkara kerajaan Allah ( Kolose 3:2 –
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” ). Kita selalu merasa bahwa
Tuhanlah sumber kekuatan dalam kehidupan kita. Salah satu tanda bahwa roh kita
lapar dan haus adalah ada perasaan tidak sejahtera apabila dalam sehari kita
tidak merasakan hadiratNya melalui persekutuaan bersama Tuhan. Rasa lapar dan
haus kita akan kebenaran hanya dapat dipuasakan oleh hadirat Tuhan dalam
kehidupan kita karena Dialah kebenaran itu (Yohanes 14:6 “Akulah Jalan,
Kebenaran, dan Hidup).
Apa yang terjadi apabila
kita tidak memiliki perasaan ini lagi dalam kehidupan kita? Sebagimana tubuh
jasmani yang merasakan tidak nafsu makan apabila merasa sakit, tubuh rohanipun
pasti ada masalah yang besar apabila tidak lagi merasakan kerinduan untuk
mencari perkara-perkara rohani. Kita menjadi malas untuk berdoa dan membaca
firman, malas untuk mengikuti persekutuan dan lebih memilih untuk melakukan
hal-hal yang bersifat duniawi. Hal ini sangat
bahaya bagi kehidupan rohani kita. Ketika roh kita sakit, kita mulai menolak
firman Tuhan dan tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan melainkan berpegang
pada kekuatan manusia. Tuhan pernah menegur sidang jemaat Sardis yang sempat
tidak lagi merasakan lapar dan haus akan kebenaran Wahyu 3:1b “Aku tahu segala
pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup padahal engkau mati”. Mereka terlihat hidup
secara jasmani namun di pemandangan Tuhan mereka telah mati rohani.
Apabila kita merasakan tanda-tanda sakit bahkan mungkin
hampir mati rohani biarlah kita berseru kepada Tuhan meminta perasaan lapar dan
haus akan kebenaran Tuhan. Tuhan pasti tidak akan meninggalkan kehidupan kita
dan ingin kehidupan rohani kita bangkit serta kembali ke jalan kebenaran-Nya
supaya kita dapat memancarkan cahaya Kristus dalam kehidupan kita (Efesus 5:14
- Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu
yang tidur dan bangkitlah dari antara orang
mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”
"Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada
Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?"~ Mazmur 42:2-3
Komentar
Posting Komentar