Eksposisi Kolose 3:23
Nama : Kwan Wirawan Kwandou Tempat, tanggal lahir : Bone, 08 November 2001 |
Kitab Kolose adalah kitab dalam perjanjian baru yang ditulis oleh rasul Paulus, yang merupakan bagian dari surat Paulus yang kepada jemaat di kota Kolose. Rasul Paulus menyampaikan hal-hal bersifat teologis yang penting dan patut untuk diketahui, dipahami dan diimplementasikan oleh setiap anggota jemaat di Kolose baik secara pribadi, persekutuan dan bahkan setiap anggota-anggota keluarga dalam suatu rumah tangga kristiani. Penulis secara khusus menitikberatkan kitab ini pada pasal ketiga ayatnya yang ke-23 yang berbunyi.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose
3:23)
Dalam artikel ini kita akan belajar bersama-sama tentang bagaimana maksud dan makna dari ayat tersebut.
1. Kolose 3:23, memiliki makna pelayanan yang holistic
Dewasa ini, ada banyak sekali orang Kristen yang memiliki pandangan yang keliru jika berbicara tentang pelayanan. Mereka berpandangan bahwa pelayanan hanya dibatasi dalam lingkup gereja saja, ini adalah pandangan yang keliru mengenai pelayanan. Rasul Paulus dalam Kolose 3:23, jelas menekankan bahwa semua pekerjaan kita harus kita anggap sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Artinya bahwa semua kita lakukan dengan mata yang tertuju pada kemuliaan-Nya dan dengan ketaatan kepada perintah-Nya, karena orang percaya harus menjadi saksi hidup sehari-hari dari kuasa penebusan Allah.
2. Kolose 3:23, mengingatkan kita untuk melayani dengan segenap hati
Hari ini ada banyak orang Kristen yang tidak bersungguh-sungguh dan berkomitmen dalam melakukan pelayanannya. Rasul Paulus jelas memerintahkan kita untuk melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Apa perbedaan antara melayani seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ? jika kita melayani dengan seperti untuk Tuhan, maka kita akan menempatkan Tuhan sebagai fokus utama, sehingga siapa pun dan bagaimana pun atasan bukanlah ukuran utama kita dalam kualitas kita melayani sehingga kita akan melayani dengan lebih sungguh-sungguh.
2 poin tadi membawa kita pada suatu kesimpulan bahwa kita harus menjadi garam bagi dunia (Matius 5:13). Mengapa kita dianalogikan untuk menjadi sebuah garam ? Orang-orang pada zaman Yahudi menggunakan garam untuk 2 keperluan yakni memberi rasa dan mengawetkan makanan. Maka jika diasumsikan dengan keadaan dunia saat ini, maka dunia saat ini mengalami kebusukan dan ketawaran. Kejahatan dan ketidakpedulian semakin merajalela. Maka dari itu di tengah situasi seperti ini, sudah menjadi tugas dan panggilan kita untuk menjadi garam bagi dunia untuk mempertahankan apa yang baik dan mencegah kebusukan tersebut, melalui segala perbuatan kita yang dilakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan.
“1 Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
Soli Deo Gloria
Komentar
Posting Komentar