Langsung ke konten utama

Review Proker PA Anggota

 

Keselamatan

Tanggal : 19 Oktober 2020
Fasilitator :
Pdt.Anita M Siombo
Tujuan :1)
Menjelaskan tentang dasar keselamatan dalam kekristenan, 2) Peserta mampu memahami dan menyadari bahwa inti dari semua teori keselamatan adalah Yesus Kristus sebagai juruselamat

Keselamatan dalam bahasa Yunani Soterio yang berarti “keselamatan” atau “diselamatkan”. Dalam Konteks pengajaran  ini berarti Allah menyelamatkan umatnya dari perbudakan dosa dan hukuman kekal. Dengan jalan mengutus Anak-Nya yang tungal untuk mati menggantikan  mansia. kematianNya diatas kayu salib merupakan kematian menebus dosa-dosa umat manusia. Dalam istilah teologi hal ini disebut sebagai konsep “substitisi” Kristus mengambil tempat kita atau  mengantikan kita sebagai orang-orang yang terhukum.

1.       Keselamatan Sebagai Anugerah (Sola Gratia)

Dalam PL Allah menyatakan dirinya sebagai Allah kasih karunia dan kemurahan yang menunjuk  kasih kepada umat-Nya bukan karena mereka layak tetapi karena keinginan-Nya sendiri untuk tinggal setia kepada janji-janjiNya. (kel. 6:8). Kemudian penulis PB melanjutkan kasih karunia adalah  kehadiran dan  kasih Allah melalui Yesus Kristus yang diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus, sambil memberikan kemurahan, pengampunan, dan keinginan serta kuasa untuk melakukan kehendak Allah (Yoh 3:16; 1 Kor 15:10; Fil 2:13; 1 Tim 1:15-16).

a.      Anugerah terbesar dari Allah untuk manusia ialah keselamatan (Ef 2:8-9). Allah menghadiahkaan keselamatan yang disambut oleh manusia oleh kuasa Roh Kudus, sehingga manusia dapat “dilahikan kembali” manusia menemukan keselamatan sebagaai kebenaran yang sejati “melalui Anugerah Allah dalam diri Yesus Kristus (Yoh 14:6), manusia di benarkan dihadapan Allah oleh Anugerah dalam Kristus (Gal 2:16; Rom 3:14P)

b.      Pembenaran manusia dihadapan Allah terjadi dengan penggantian dan penebusan, pengorbanan Yesus Kristus di atas  bukit Golgota (2Kor 5:21), karena itu orang percaya mengamini melalui tanda-tanda suci yaitu dalam sakramen (perjamuan kudus dan Baptisan Kudus).

2.      Iman.

a.      Keselamatan menjadi penting dalam hubungan  manusia dengan Allah dan Allah dengan manusia. Karena keselamatan datang kepada seseorang pada saat ia bertobat dan percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat “keselamatan dapat terjadi hanya melalui iman kepada Yesus Kristus” (Ef 2:8), Tanggapan terhadap kasih karunia Allah memungkinkan  manusia menerima kuasa untuk menjadi anak Allah (Yoh 1:12)

b.      Iman yang menyelamatkan  meliputi pertobatan, yaitu berbalik dari dosa dengan penyesalan yang mendalam (Kis 17:30; 2 Kor 7:10) dan berbalik kepada Allah melalui Kristus. Iman yang menyelamatkan selalu merupakan  iman yang membawa pertobatan  (Kis 2:37-38)/

c.       Unsur-unsur keselamatan berpusat pada kepercayaan akan ketuhan Kristus dan kebangkitan-Nya secara jasmaniah. maka iman  meliputi pengabdian yang sepenuh hati dan ikatan kepada Yesus Kristus yang terungkap dalam kepercayaaan, kasih, rasa syukur dan kesetiaan. Iman menjadi suatu tindakan pribadi dari penyerahan diri yang di arahkan kepada Kristus. (bn. Mat 22:37; Yoh 21:15; Kis. 8:37; Rom 6:17; Gal. 2:20; Ef 6:6; 1 Pet 1:8)

3.      Iman dalam PB meliputi unsur:

a.      Iman berarti percaya dengan sungguh-sungguh kepada Kristus yang tersalib dan bangkit sebagai Tuhan dan Jusruslamat kita. Hal ini meliputi percaya dengan sepenuh hati, menyerahkan seluruh kehendak kita dan mengabdikan diri secara mutlak kepada Yesus Kristus.

b.      Iman meliputi pertobatan, yaitu berbalik dari dosa dengan penyesalan yang mendalam dan berbalik kepada Allah melalui Kristus. Iman yang menyelamatkan selalu merupakan  iman yang membawa pertobatan (kis 2:37-38)

c.       Iman termasuk ketaatan kepada Yesus Kristus dan Firman-Nya sebagai suatu cara hidup yang diihamkan oleh iman kita, oleh rasa syukur kita kepada Allah dan oleh karya Roh Kudus yang membaharui. Itulah ketaatan yang bersumber dari  iman. Oleh karena itu, iman dan ketaatan tidak bias dipisahkan. Iman yang menyelamatkan  tanpa penyerahan diri kepada  pengudusan  tidaklah sah dan tidak mungkin.

Iman yang menyelamatkan  senantiasa merupakan iman hidup yang tidak berhenti dengan sekedar mengakui Kristus sebagai Juruslamat, tetapi juga mendorong ketaatan kepada Dia sebagai Tuhan. Itulah  ketaatan yang bersumber dari iman oleh karena itu, iman dan ketaatan tidak bias dipisahkan ( Rom 12:26). Hanya mereka yang taat dapat percaya dan hanya mereka yang percaya dapat taat.  “iman tanpa disertai perbuatan pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:14), “orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17). Iman yang menyelamatkan tanpa penyerahan diri kepada pengudusan tidaklah  mungkin

Tuhan Yesus memberkati.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...