Bertekun di Dalam
Kesabaran Yakobus 5:7-11
Nama : Lidya Prawiroharjo Thauwrisan Tempat, tanggal lahir : Makassar, 29 Mei 1995 Jurusan/angkatan : Manajemen/2012 |
Yakobus 5:7-11 merupakan bagian penutup yang menjadi
kesimpulan dari isi keseluruhan surat Yakobus, yaitu jemaat harus bertekun di
dalam kesabaran. Melalui berbagai pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh
jemaat, Yakobus menasihatkan agar jemaat menghadapinya dengan kesabaran.
Kesabaran seperti apa yang dimaksudkan oleh Yakobus? Mengapa harus bersabar?
Dan bagaimana seharusnya menghadapi pencobaan dan penderitaan?
Pada saat itu, jemaat Yakobus sedang mengalami penderitaan yang disebabkan oleh orang fasik yang tidak mengenal Tuhan (2:6) dan mereka adalah orang-orang kaya yang menindas orang-orang miskin dan orang benar (2:6; 5:1, 4, 6). Di dalam surat ini, Yakobus banyak memakai panggilan atau sapaan saudara-saudaraku (ay. 7, 9, 10) untuk menegaskan hubungannya yang dekat dengan jemaat. Pada bagian pertama (ay.7), Yakobus menasihatkan jemaat agar mereka bersabar menghadapi penindasan yang dilakukan oleh orang fasik ini karena pada akhirnya Tuhan sendiri yang akan menghukum mereka (5:1-3). Kesabaran yang dimaksudkan disini memiliki arti ketabahan, daya tahan dalam menghadapi suatu keadaan.1 Kesabaran yang diperlukan diilustrasikan seperti kesabaran seorang petani yang menantikan hasil panen. Ketika seorang petani menunggu hasil panen, ia tidak dapat melakukan sesuatu hal yang dapat mempercepat proses panen. Ada rentang waktu yang memang harus dijalani sampai pada waktu panen nanti. Yakobus memakai contoh seorang petani untuk menganalogikan bahwa tidak ada hal yang dapat mereka lakukan di dalam penderitaan yang sedang mereka alami selain menunggu pada waktunya (kedatangan Tuhan), Tuhan yang akan menghukum mereka yang melakukan penindasan itu.
Pada ayat 8, Yakobus kembali mengingatkan jemaat untuk
bersabar dan meneguhkan hati mereka. Kata “meneguhkan hati” berarti bahwa harus
ada dasar atau komitmen yang kuat yang dibangun dari dalam hati untuk tidak
terpengaruh oleh keadaan yang berasal dari luar.2 Satu-satunya
alasan jemaat harus bersabar dan meneguhkan hati mereka adalah karena
kedatangan Allah sudah dekat. Waktu panen itu akan segera tiba. Ini merupakan
pengharapan bagi jemaat karena sebentar waktu lagi penderitaan yang mereka
alami akan berakhir. Pada masa itu kedatangan Tuhan adalah hal yang sangat
dinanti-nantikan oleh umat karena umat percaya bahwa pada hari kedatangan
Tuhan, Tuhan akan membebaskan dan menyelamatkan orang benar serta menghukum
orang-orang fasik. Ini merupakan term yang
umumnya telah diketahui oleh jemaat Yakobus. Ketika Yakobus mengatakan bahwa
kedatangan Tuhan sudah dekat ini bukan berarti bahwa Tuhan segera datang karena
tentang hari dan waktunya tidak ada seorang pun yang tahu (Mrk. 13:32). Yakobus
memakai istilah ini untuk mengingatkan jemaat bahwa penderitaan yang mereka
alami tidak akan berlangsung selamanya melainkan ada waktunya semua itu akan
berakhir karena Tuhan mendengarkan keluhan umat-Nya dan Ia akan bertindak
(5:4). Di dalam masa penantian inilah, jemaat dapat terus memupuk dan
memperhatikan kondisi hati mereka agar mereka dapat bertahan hingga akhir.
Pada ay.9-11, Yakobus menunjukkan sikap yang dapat mereka lakukan sambil menunggu, yaitu tidak bersungut-sungut dan saling mempersalahkan antara satu dengan yang lainnya karena beratnya tekanan yang dihadapi (2Kor. 5:4, Ibr. 13:17). Yakobus mengingatkan bahwa ada Hakim yang telah berdiri untuk menghakimi. Hakim yang dimaksudkan adalah Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (4:12) dan hanya ada satu Pembuat hukum dan hakim itu. Yakobus mengingatkan jemaatnya agar tidak berlaku seperti orang fasik yang bercela di dalam perkataannya. Memang penderitaan yang dialami tidaklah mudah tetapi hal yang seharusnya mereka lakukan bukanlah saling mempersalahkan melainkan saling menguatkan.
Yakobus menginginkan agar jemaat menerima contoh yang telah
ada, yaitu contoh dari penderitaan dan kesabaran nabi-nabi yang dulu pernah
berbicara dalam nama Tuhan (ay.10). Dalam bahasa aslinya, kata “penderitaan”
yang dipakai disini dapat diartikan sebagai “your present unmerited sufferings” yang berarti bahwa saat ini
jemaat sedang mengalami penderitaan yang tidak seharusnya mereka dialami. Kata
ini hanya muncul satu kali di dalam surat Yakobus. Kata “penderitaan” yang
digunakan bersama dengan kata “kesabaran” dapat diartikan sebagai keadaan yang
tetap tenang sambil menunggu hasil.3 Kedua kata ini mengandung satu
makna, yaitu kesabaran, ketabahan, dan daya tahan dalam menghadapi sesuatu.
Contoh yang diberikan Yakobus kepada jemaat adalah penderitaan yang dialami
oleh Ayub. Ayub mengalami penderitaan yang sangat hebat tetapi ia tidak
mengutuki Tuhan seperti yang dilakukan oleh istri dan sahabat-sahabatnya hingga
akhirnya Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada Ayub dengan mengembalikan semua hal
yang telah diambil dari Ayub bahkan lebih dari yang ia telah punya.
Yakobus memperlihatkan bahwa mereka yang telah menanggung penderitaan tidaklah sengsara atau tidak seperti orang yang kehilangan pengharapan melainkan berbahagia. Apa yang Tuhan lakukan kepada Ayub pada akhirnya menunjukkan bahwa Tuhan itu berbelas kasih dan bermurah hati.
Catatan kaki :
1. Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd Edition, ed. Frederick William Danker, 3rd edition. (Chicago: University of Chicago Press, 2001), 486.
2. Bauer, A Greek-English Lexicon, 945.
3. Bauer, A Greek-English Lexicon, 612.
Bibliografi
Bauer, Walter. A
Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian
Literature, 3rd Edition. Edited by Frederick William Danker. 3rd edition.
Chicago: University of Chicago Press, 2001.
Komentar
Posting Komentar