Langsung ke konten utama

Artikel Bulan Desember

Besi yang Ditempa dalam Api

Nama : Lydia Aprilia
Tempat, tanggal lahir : Makale, 30 April 2001
Jurusan/angkatan : Manajemen/2019

Dalam Alkitab, kita banyak menemukan analogi yang menunjukkan bagaimana kehidupan manusia dalam pandangan Tuhan dari berbagai aspek. Seperti perumpamaan tentang domba yang memperlihatkan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan bebal, di mana mereka akan dengan mudah tersesat dan diserang oleh predator seperti serigala ketika lepas dari tuntunan gembalanya. Atau perumpamaan tentang anjing yang menjilat muntahannya dan babi yang kembali ke kubangannya menunjukkan betapa gampangnya manusia berpaling pada dosanya setelah mengalami penyucian. Dalam tulisan kali ini, saya ingin membahas analogi kehidupan manusia sebagai besi yang ditempa dalam api agar dapat dibentuk dan berguna untuk maksud penciptanya.

Bagaimana pandai besi menempa material yang kaku dan solid menjadi bentuk yang sesuai dengan kehendaknya?  Setelah pandai besi memanaskan logam dalam bara api sampai mudah dibentuk, dia akan memukuli logam panas tersebut dengan palu untuk membuat bentuk yang dicarinya. Kemudian mencelupkannya ke dalam air dingin sehingga akan timbul desis dan gemeretak dari besi sebagai respon dari perubahan suhu yang tiba-tiba. Proses ini tidak akan pernah cukup sekali. Bara api, hantaman palu, dan air dingin akan dilalui logam sampai membentuk suatu alat yang bernilai dalam pandangan pandai besi. Demikianlah kehidupan kita di hadapan Tuhan, kita harus melalui serangkaian pengalaman pahit yang menghancurkan hati untuk menjadi yang pribadi yang lebih kokoh.

Dalam proses yang panjang dan menyakitkan ini, tidak menutup kemungkinan akan ada logam yang tidak dapat menahan perlakukan semacam ini sehingga menjadi retak atau patah. Beberapa logam yang beruntung masih dapat diperbaiki dan ditempa kembali oleh pandai besi, dan beberapa logam lain yang tidak memiliki harapan untuk pulih kembali akan berakhir dalam tumpukan rongsokan. Keberuntungan yang dialami oleh logam-logam itu dapat kita sebut sebagai kemurahan Tuhan yang masih memberikan kita kesempatan untuk hidup sampai saat ini. Saya percaya, tidak peduli seberapa besar kerusakan yang kita alami dalam menjalani proses pembentukan, Tuhan akan selalu memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri selama kita masih memiliki akal untuk menimbang perkara dan hati untuk meminta pengampunan.

Tahun 2020, kita ditempa habis-habisan oleh sederet peristiwa yang tidak pernah muncul dalam benak kita. Rancangan yang gagal, penolakan beruntun, kehilangan sesuatu yang berharga, tekanan dari berbagai sisi dan kejadian pahit lainnya membuat kita mulai meragu untuk harapan di masa yang akan datang hingga kecewa berkepanjangan terhadap Tuhan –semoga kita dijauhkan dari perasaan ini. Namun jika kita mampu melewati masa-masa kelam tersebut, sadar maupun tidak sadar kita kembali menjadi pribadi yang lebih dewasa, tangguh dan tentunya seturut dengan kehendak Tuhan.

Kita, manusia, cenderung untuk selalu berusaha menghindari kejadian-kejadian yang menyakitkan hati dalam kehidupan. Tapi kehidupan tidak hanya tentang hal-hal yang menyenangkan hati. Kita tidak tahu seperti apa itu bahagia jika kita tidak mengalami kesedihan. Tuhan mengizinkan kita mengalami hal-hal yang menghancurleburkan hati agar kita dapat melihat betapa hebatnya kuasa Tuhan dalam memulihkan hati yang hancur berkeping-keping. Oleh karena itu, ketika kita mengalami kejadian yang tidak sesuai dengan kehendak hati, dibanding menyalahkan Tuhan, jadikan pengalaman tersebut sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih bernilai. Inilah bentuk nyata dari cinta Tuhan terhadap kehidupan manusia. Jadi  saudara-saudaraku seiman, mari kita belajar untuk semakin dalam mengasihi, Tuhan, Sang Pencipta, yang telah mencintai kita sejak dari kandungan.

Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya; “Mengapakah engkau membentuk aku demikian? – Roma 9:20

Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkahi kita dengan hikmatNya untuk menjalani hari-hari ke depan dengan bijak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...