Besi yang Ditempa dalam Api
Nama : Lydia Aprilia Tempat, tanggal lahir : Makale, 30 April 2001 Jurusan/angkatan : Manajemen/2019 |
Dalam Alkitab, kita banyak menemukan analogi yang menunjukkan bagaimana kehidupan manusia dalam pandangan Tuhan dari berbagai aspek. Seperti perumpamaan tentang domba yang memperlihatkan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan bebal, di mana mereka akan dengan mudah tersesat dan diserang oleh predator seperti serigala ketika lepas dari tuntunan gembalanya. Atau perumpamaan tentang anjing yang menjilat muntahannya dan babi yang kembali ke kubangannya menunjukkan betapa gampangnya manusia berpaling pada dosanya setelah mengalami penyucian. Dalam tulisan kali ini, saya ingin membahas analogi kehidupan manusia sebagai besi yang ditempa dalam api agar dapat dibentuk dan berguna untuk maksud penciptanya.
Bagaimana pandai besi menempa
material yang kaku dan solid menjadi bentuk yang sesuai dengan kehendaknya? Setelah pandai besi memanaskan logam dalam
bara api sampai mudah dibentuk, dia akan memukuli logam panas tersebut dengan
palu untuk membuat bentuk yang dicarinya. Kemudian mencelupkannya ke dalam air
dingin sehingga akan timbul desis dan gemeretak dari besi sebagai respon dari
perubahan suhu yang tiba-tiba. Proses ini tidak akan pernah cukup sekali. Bara
api, hantaman palu, dan air dingin akan dilalui logam sampai membentuk suatu
alat yang bernilai dalam pandangan pandai besi. Demikianlah kehidupan kita di
hadapan Tuhan, kita harus melalui serangkaian pengalaman pahit yang menghancurkan
hati untuk menjadi yang pribadi yang lebih kokoh.
Dalam proses yang panjang dan
menyakitkan ini, tidak menutup kemungkinan akan ada logam yang tidak dapat
menahan perlakukan semacam ini sehingga menjadi retak atau patah. Beberapa
logam yang beruntung masih dapat diperbaiki dan ditempa kembali oleh pandai
besi, dan beberapa logam lain yang tidak memiliki harapan untuk pulih kembali akan
berakhir dalam tumpukan rongsokan. Keberuntungan yang dialami oleh logam-logam
itu dapat kita sebut sebagai kemurahan Tuhan yang masih memberikan kita
kesempatan untuk hidup sampai saat ini. Saya percaya, tidak peduli seberapa
besar kerusakan yang kita alami dalam menjalani proses pembentukan, Tuhan akan
selalu memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri selama kita masih
memiliki akal untuk menimbang perkara dan hati untuk meminta pengampunan.
Tahun 2020, kita ditempa
habis-habisan oleh sederet peristiwa yang tidak pernah muncul dalam benak kita.
Rancangan yang gagal, penolakan beruntun, kehilangan sesuatu yang berharga,
tekanan dari berbagai sisi dan kejadian pahit lainnya membuat kita mulai meragu
untuk harapan di masa yang akan datang hingga kecewa berkepanjangan terhadap
Tuhan –semoga kita dijauhkan dari perasaan ini. Namun jika kita mampu melewati
masa-masa kelam tersebut, sadar maupun tidak sadar kita kembali menjadi pribadi
yang lebih dewasa, tangguh dan tentunya seturut dengan kehendak Tuhan.
Kita, manusia, cenderung untuk
selalu berusaha menghindari kejadian-kejadian yang menyakitkan hati dalam
kehidupan. Tapi kehidupan tidak hanya tentang hal-hal yang menyenangkan hati. Kita
tidak tahu seperti apa itu bahagia jika kita tidak mengalami kesedihan. Tuhan
mengizinkan kita mengalami hal-hal yang menghancurleburkan hati agar kita dapat
melihat betapa hebatnya kuasa Tuhan dalam memulihkan hati yang hancur
berkeping-keping. Oleh karena itu, ketika kita mengalami kejadian yang tidak
sesuai dengan kehendak hati, dibanding menyalahkan Tuhan, jadikan pengalaman
tersebut sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk kita menjadi
pribadi yang lebih bernilai. Inilah bentuk nyata dari cinta Tuhan terhadap kehidupan
manusia. Jadi saudara-saudaraku seiman,
mari kita belajar untuk semakin dalam mengasihi, Tuhan, Sang Pencipta, yang telah
mencintai kita sejak dari kandungan.
Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang
dibentuk berkata kepada yang membentuknya; “Mengapakah engkau membentuk aku
demikian? – Roma 9:20
Kiranya Tuhan Yesus Kristus
memberkahi kita dengan hikmatNya untuk menjalani hari-hari ke depan dengan
bijak.
Komentar
Posting Komentar