Langsung ke konten utama

Rubrik Katolik Bulan Februari 2021

Perkawinan ala Gereja Katolik

 

Nama : Oktafialni Rumengan
Tempat, tanggal lahir : Makale, 12 Oktober 2001
Jurusan/angkatan : Ilmu Ekonomi/2019

      Sering kali ketika berbincang dengan teman sebaya tiba - tiba ada menyinggung, mengapa ya orang katolik tidak diperbolehkan poligami ? Atau kadang - kadang ada juga yang bertanya ‘kenapa Pastor tidak bisa menikah?’

Pertanyaan ini sesungguhnya cukup sederhana untuk dijawab, namun terkadang memilih kata yang tepat sebagai jawaban tak semudah membalik telapak tangan. Pasti muncul pertanyaan lain bertubi - tubi.

      Sejak lama dalam ajaran gereja katolik ditekankan bahwa perkawinan adalah proses bersatu antara suami dengan istri, tertuang dalam Kejadian 1:24 ‘Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

        Dalam katolik tidak diizinkan adanya perceraian, jika seorang suami atau istri menggugat pasangannya ke pengadilan, mereka tidak akan mendapatkan restu dari gereja. Sedangkan untuk imam, setelah mengikrarkan diri mereka menjadi pelayan kristus, mereka menjadi pasangan dari Allah dan bukan manusia. Hukum selibat bagi pastor maupun suster katolik adalah wajib hukumnya.

1. Perkawinan sebagai Sakramen

    Sakramen perkawinan diterimakan oleh masing - masing mempelai yang menikah, melalui perkawinan tersebut kemudian suami - istri kini ikut serta dalam karya Allah di dunia yakni melahirkan.

Berikut poin - poin penting dari perkawinan dalam katolik :

    Sebagai tanda bahwa Allah masih mencintai umatnya dengan memberikan dia pasangan hidup, jodoh.

    Allah hadir memberi berkah dan kebahagiaan dalam keluarga melalui orang - orang yang menjadi pasangan,dia mengutus limpahan berkah dalam wujud manusia.

    Manusia telah ikut serta mengemban tugas Allah di dunia. (Kej 1:22)

 

Dapat disimpulkan bahwa perkawinan bukti nyata cinta Tuhan yang diberikan atas hidup manusia. Namun, kita juga perlu mengetahui lebih jauh dua sifat perkawinan:

    Monogami

Bersandar pada istilah kitab suci ‘menjadi satu daging’, perkawinan katolik adalah menggabungkan dua pribadi menjadi satu tubuh. Ajaran katolik menolak keras adanya poliandri atau poligami dalam rumah tangga.

    Tak terceraikan

Gereja tidak mengenal perceraian dari suatu perkawinan yang sah, seorang pasangan dipanggil untuk melengkapi pasangannya, sifat ini ditimba dari Kristus yang setia sampai akhir bagi manusia. Dia memberikan dirinya untuk manusia. Dia mengorbankan dirinya sampai akhir.

Menyadari arti dari suatu perkawinan yang sesungguhnya membuat relasi kita dengan Tuhan itu akan semakin nyata terasa, sadar atau tidak perkawinan berarti menyatu secara utuh dengan Allah.

     Sedangkan, dalam kasus imamat sendiri mengapa pastor dan suster tidak menikah ini semua karena berkaitan dengan sakremen imamat yang mereka terima, walaupun suster tidak menerima sakremen imamat melainkan kaul. Namun, saat mereka menerimakannya, itu merupakan awal persembahan diri untuk sepenuhnya melayani Tuhan, sesungguhnya selibat ini lebih tinggi statusnya dari perkawinan. 

     Menikah dan tidak menikah/selibat  dalam gereja katolik  adalah pandangan hidup. Dimana hal itu adalah pilihan masing - masing pribadi. Mrk 10:13-14 ‘Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.’ Dalam pandangan Gereja Katolik, sakramen-sakramen harus dilakukan Pastur dalam "IN PESONA CHRISTI"

 

Kesimpulan

Dari pernyataan di atas dapat diambil makna bahwa perkawinan katolik adalah hal yang suci dan tak bisa dinodai dengan perceraian, wajib hukumnya bagi pasangan yang beragama katolik untuk memiliki hanya satu pasangan dan tidak bercerai. Dengan arti apabila pasangan katolik ingin mengajukan perceraian, tidak akan mendapat restu dan tetap dianggap masih pasangan oleh gereja.

Sedangkan bagi imam, hidup selibat sudah menjadi tradisi lama dalam gereja katolik, mereka memilih untuk bersatu dengan Kristus dan memberikan dirinya untuk melayani Kristus selamanya.

 

Referensi

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6036/perceraian-agama-katolik/

https://alkitab.me/search?q

http://www.paroki-blokb.org/index.php?option=com_content&view=article&id=54:hakekat-dan-tujuan-perkawinan-katolik&catid=27:perkawinan&Itemid=151

https://www.santoyakobus.org/2015/2012/07/sakramen-perkawinan/

http://www.paroki-blokb.org/index.php?option=com_content&view=article&id=65:dua-sifat-hakiki-perkawinan-katolik&catid=27:perkawinan&Itemid=151

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...