Quarter Life Crisis dan Apa Kata Alkitab
Amsal 28:13
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
Nama : Angel Constanty Asrul Tempat, tanggal lahir : Kendari, 22 September 2002 Jurusan/angkatan : Akuntansi/2019 |
Pernahkah teman-teman berada di suatu fase dimana muncul perasaan cemas yang berlebihan akan nasib di masa depan? Merasa kebingungan dan kehilangan motivasi? Atau bertanya-tanya ‘hidup saya kenapa gini-gini aja ya?’ dan selalu merasa diri sendiri kurang dibandingkan orang lain. Nah, jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “Ya” maka mungkin saja teman-teman sedang berada dalam fase Quarter Life Crisis.
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah periode pencarian jati diri dan stress intens yang umumnya dirasakan di usia 20-an hingga awal 30-an tapi tidak jarang juga yang mengalaminya di umur 18 tahun. Orang-orang yang sedang berada dalam tahap ini umumnya mengalami masa-masa ketidakpastian dan kecemasan saat mempertanyakan tujuan hidup, rencana masa depan, karir dan bahkan masalah relationship mereka. Perasaan ini muncul ketika mengalami transisi dari masa remaja ke ranah ‘pendewasaan’ dimana akhirnya kita sadar bahwa ada tanggung jawab besar dan tuntutan hidup yang harus dipikul oleh diri sendiri. Biasanya krisis yang terjadi ini karena secara pribadi seseorang merasa tidak dapat mencapai potensi penuh yang dimiliki oleh dirinya atau merasa being left out dibanding teman-teman sebaya.
Ada beberapa kondisi yang menjadi pemicu quarter life crisis, di antaranya:
• Mengalami masalah pekerjaan atau finansial.
• Merencanakan karier dan masa depan.
• Menjalani hidup mandiri untuk pertama kalinya.
• Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu.
• Membuat keputusan pribadi atau profesional yang akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Nah, perlu teman-teman pahami bahwa quarter life crisis sangat-sangatlah umum terjadi di kalangan young-adultshood (18-30). Menurut survei yang dilakukan oleh The Harris Poll atas nama TD Ameritrade, hampir setengah dari anak muda Amerika (48%) yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mengalami krisis seperempat hidup. Jadi, untuk teman-teman yang membaca dan mungkin merasa relate dengan fenomena ini, saya ingin mengatakan kalau kalian tidak menghadapi ini seorang diri, there are lots of people out there who have been or even still struggling over the same things. Tapi karena fenomena ini umum terjadi bukan berarti kita boleh berlarut-larut dan menganggap remeh perasaan cemas ini, jika tidak dihadapi dengan bijak it can caused depression.
Maka dari itu, saya ingin memperlihatkan bagaimana Firman Tuhan bekerja untuk kita semua yang sedang dalam kegelisahan melalui beberapa ayat-ayat di bawah ini.
1) “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 6-7)
2) “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5 : 7)
3) “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:25-26)
4) “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:7-11)
Dalam ayat-ayat di atas bisa kita lihat bagaimana Allah sendiri menginginkan umat-Nya untuk senantiasa mengandalkan-Nya di setiap kekhawatiran yang muncul dalam hidup ini. Allah bahkan menyatakan bahwa berkat-Nya ada dalam setiap pengharapan untuk semua orang, tidak terkecuali.
Sebagai manusia mungkin dalam merencanakan masa depan, baik itu pendidikan, karir, dan lainnya, kita cenderung merasa cemas dan gelisah akan bagaimana hasilnya nanti. Sehebat-hebatnya rencana yang kita susun, sematang-matangnya persiapan yang kita lakukan, saya ingin teman-teman tidak hanya mengandalkan diri sendiri tetapi juga turut membiarkan kuasa Allah untuk bekerja. Saya ingin teman-teman mengingat bahwa semuanya hanya akan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Apapun rintangan yang harus dihadapi, bagaimanapun besar kekhawatiran yang dirasakan, itu semua merupakan bagian dari rencana yang telah dipikirkan oleh-Nya untuk masing-masing dari kita dan oleh-Nya pun kita akan dituntun untuk melewati semuanya.
Tugas kita yaitu untuk terus berdoa memohon kuasa-Nya serta mengusahakan kemampuan yang terbaik dari diri sendiri, selanjutnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja dan selalu percaya sepenuhnya akan bagaimana Allah menyediakan masa depan yang terbaik untuk setiap kita, umat yang sangat dikasihi-Nya.
Komentar
Posting Komentar