Langsung ke konten utama

Artikel Bulan Mei 2021

Quarter Life Crisis dan Apa Kata Alkitab

Amsal 28:13
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Nama : Angel Constanty Asrul
Tempat, tanggal lahir : Kendari, 22 September 2002
Jurusan/angkatan : Akuntansi/2019

Pernahkah teman-teman berada di suatu fase dimana muncul perasaan cemas yang berlebihan akan nasib di masa depan?  Merasa kebingungan dan kehilangan motivasi? Atau bertanya-tanya ‘hidup saya kenapa gini-gini aja ya?’ dan selalu merasa diri sendiri kurang dibandingkan orang lain. Nah, jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “Ya” maka mungkin saja teman-teman sedang berada dalam fase Quarter Life Crisis. 
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah periode pencarian jati diri dan stress intens yang umumnya dirasakan di usia 20-an hingga awal 30-an tapi tidak jarang juga yang mengalaminya di umur 18 tahun. Orang-orang yang sedang berada dalam tahap ini umumnya mengalami masa-masa ketidakpastian dan kecemasan saat mempertanyakan tujuan hidup, rencana masa depan, karir dan bahkan masalah relationship mereka. Perasaan ini muncul ketika mengalami transisi dari masa remaja ke ranah ‘pendewasaan’ dimana akhirnya kita sadar bahwa ada tanggung jawab besar dan tuntutan hidup yang harus dipikul oleh diri sendiri. Biasanya krisis yang terjadi ini karena secara pribadi seseorang merasa tidak dapat mencapai potensi penuh yang dimiliki oleh dirinya atau merasa being left out dibanding teman-teman sebaya.
Ada beberapa kondisi yang menjadi pemicu quarter life crisis, di antaranya:
Mengalami masalah pekerjaan atau finansial.
Merencanakan karier dan masa depan.
Menjalani hidup mandiri untuk pertama kalinya.
Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu.
Membuat keputusan pribadi atau profesional yang akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Nah, perlu teman-teman pahami bahwa quarter life crisis sangat-sangatlah umum terjadi di kalangan young-adultshood (18-30). Menurut survei yang dilakukan oleh The Harris Poll atas nama TD Ameritrade, hampir setengah dari anak muda Amerika (48%) yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mengalami krisis seperempat hidup.  Jadi, untuk teman-teman yang membaca dan mungkin merasa relate dengan fenomena ini, saya ingin mengatakan kalau kalian tidak menghadapi ini seorang diri, there are lots of people out there who have been or even still struggling over the same things. Tapi karena fenomena ini umum terjadi bukan berarti kita boleh berlarut-larut dan menganggap remeh perasaan cemas ini, jika tidak dihadapi dengan bijak it can caused depression.
Maka dari itu, saya ingin memperlihatkan bagaimana Firman Tuhan bekerja untuk kita semua yang sedang dalam kegelisahan melalui beberapa ayat-ayat di bawah ini.
1) “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 6-7)
2) “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,  sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5 : 7)
3) “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:25-26)
4) “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:7-11)
Dalam ayat-ayat di atas bisa kita lihat bagaimana Allah sendiri menginginkan umat-Nya untuk senantiasa mengandalkan-Nya di setiap kekhawatiran yang muncul dalam hidup ini. Allah bahkan menyatakan bahwa berkat-Nya ada dalam setiap pengharapan untuk semua orang, tidak terkecuali.
Sebagai manusia mungkin dalam merencanakan masa depan, baik itu pendidikan, karir, dan lainnya, kita cenderung merasa cemas dan gelisah akan bagaimana hasilnya nanti. Sehebat-hebatnya rencana yang kita susun, sematang-matangnya persiapan yang kita lakukan, saya ingin teman-teman tidak hanya mengandalkan diri sendiri tetapi juga turut membiarkan kuasa Allah untuk bekerja. Saya ingin teman-teman mengingat bahwa semuanya hanya akan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Apapun rintangan yang harus dihadapi, bagaimanapun besar kekhawatiran yang dirasakan, itu semua merupakan bagian dari rencana yang telah dipikirkan oleh-Nya untuk masing-masing dari kita dan oleh-Nya pun kita akan dituntun untuk melewati semuanya.
Tugas kita yaitu untuk terus berdoa memohon kuasa-Nya serta mengusahakan kemampuan yang terbaik dari diri sendiri, selanjutnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja dan selalu percaya sepenuhnya akan bagaimana Allah menyediakan masa depan yang terbaik untuk setiap kita, umat yang sangat dikasihi-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...