Langsung ke konten utama

Renungan Bulan Mei 2021

Semua Orang Sama di Hadapan Tuhan

Amsal 14:31

Nama : Adeline Dwigita S. L.
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 7 April 2001
Jurusan/angkatan : Manajemen/2019

Kita hidup di tengah-tengah keberagaman sehingga kita selalu menemukan perbedaan dari masing-masing individu. Dimana terkadang perbedaan-perbedaan ini seringkali membuat kita merasa lebih tinggi atau lebih rendah derajatnya dari orang lain. Padahal dihadapan Tuhan kita semua sebagai umutNya memiliki derajat dan kedudukan yang sama.

Sebagai orang percaya kita harus belajar memandang bahwa setiap orang sama mulianya dan berharganya dimata Tuhan dan tidak ada orang yang lebih rendah atau lebih tinggi dari siapapun. 

Dalam Amsal 14:31 dikatakan “siapa menindas orang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia”. Orang lemah, orang miskin, atau orang-orang yang tidak menonjol, atau orang yang terlihat tidak pandai seringkali diangap rendah bagi orang yang memiliki kemampuan lebih. Sebagai orang Kristen kita harusnya sadar bahwa semua orang sama dimata Tuhan, kita belajar untuk tidak membedakan siapapun. Namun pada kenyataannya masih banyak anak-anak Tuhan yang sering membeda-bedakan. Hanya mau berteman/bergaul dengan orang yang berasal dari suku atau ras tertentu, atau pada orang dengan status social tertentu.

Dalam hidup ada banyak hal yang tidak dapat kita tentukan. Kita tidak dapat menentukan untuk dilahirkan dalam keluarga yang harmonis atau dalam keluarga yang  selalu berkecukupan, menentukan dari suku atau ras mana kita berasal. Semua hal ini telah diatur oleh Tuhan dalam hidup kita.

Apakah teman2 mempercayai prinsip egalitarian? 

Menurut Wikipedia,Egalitarianisme berasal dari bahasa Perancis yang berarti sama. Adalah, cara berpikir bahwa seseorang harus mendapatkan perlakuan yang sama pada dimensi agama, politik, ekonomi dan sosial budaya.sekalipun pada kenyataannya, kita bisa melihat perbedaan penerapan prinsip egalitarian dalam hidup sehari-hari, bagi tiap orang. Bahkan dalam Negara,bangsa ataupun adat istiadat suatu daerah selalu ada perbedaan perlakuan terhadap sesama  manusia, berdasarkan harta, jabatan dan status sosial.

Di dalam ajaran Kristen,seringkali kita dibingungkan dengan kata “tunduk” dan “hormat” yang seringkali muncul di beberapa bagian Alkitab. Tunduk kepada orangtua, majikan ataupun penguasa, memang diperintahkan Tuhan, agar setiap orang bisa menghormati fungsi masing- masing dalam kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Namun ini tidak berarti bahwa ada orang-orang yang derajatnya lebih tinggi dari yang lainnya. Jika Tuhan dipakai sebagai tolok ukur maka semua manusia adalah sama. Hanya Tuhan yang patut kita puja dan kita sembah. (Roma 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”)

Namun, mengapa masih saja ada orang yang menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih rendah dari orang lain? Jelas perasaan tersebut sama sekali tidaklah Alkitabiah. Segala sesuatu yang membedakan derajat manusia pada hakikatnya, bertentangan dengan kehendak Tuhan sebab,bahkan Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia datang untuk orang yang lemah dan tersudutkan. (Lukas 4:18-19  : “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab DIA mengurapi AKU,untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,dan DIA telah mengutus AKU untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”)

Firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa sebagai umat Kristen, kita harus bersyukur, karena Tuhan mau menerima kita apa adanya kita, untuk memperoleh anugerah keselamatan. Jadi, seperti Dia yang tidak membeda-bedakan manusia, kitapun terpanggil untuk mengasihi dan menghargai orang-orang di sekitar kita, apa adanya mereka dan sebagai anak-anak Tuhan, kitapun harus percaya bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama di hadapan Tuhan, yaitu untuk bisa berdoa memohon bimbingaNya dan melaksanakan perintah-perintahNya. ( Galatia 3: 27-28  “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus dalam hal ini, tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan,karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”)

Tuhan Yesus Memberkati..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...