Allah dan Keadilan
Yesaya 58:6-7
Tanggal : 15 April 2021
Pemimpin jam doa : Nita Lalo (Ak' 2016)
Jumlah anggota yang hadir : 47
Dalam bacaan alkitab yang didengarkan bersama ditekankan bahwa supaya engkau memerdekakan orang yang teaniaya dan ini yang haruss digaeis bawahi. Tema malam ini juga yaitu allah dan Keadilan diangkat dengan maksud bahwa sering kita terbatas dengan bagaimana kita melihat konteks-konteks social sekarang yang ada disekitar kita, bagaimana sistem social politik ataupun sistem ekonomi politik.
Kita sering mendengarkan bahwa tidak baik jika kita melawan pemerintahan atau dalam nada yang sedikit halus bahwa tidak bisa atau sulit untuk mengkritisi. Karena dalam alkitab dikatakan bahwa pemerintahan adalah hamba terdapat dalam Roma 13:4. Dan juga bagaimana kondisi pemerintahan jangan dikritisi karena mereka telah berjuang keras untuk bekerja,untuk menjaga stabilisasi masyarakat, dan juga stabilisasai negara.Tetapi pada dasarnya akan pasti ada kekurangan dan itulah yang manusiawi, coba kita berada diposisi mereka pasti kita merasakan kesulitan yang mereka alami. Jadi jangan lagi kita mengkritik. Mungkin perkataan seperti ini yang saking seringnya kita dengarkan jadi sudah menjadi makann sehari-hari yang kita telan secara mentah-mentah. Bahkan ada beberapa ayat alkitab yang sering dipakai untuk melegitimasi ketundukan total seperti Yeremia 29:7.
Ayat tersebut menegaskan bahwa perlawanan terhadap pemerintahan dianggap sebagai kesalahan, karena alkitab sendiri menegaskan untuk tunduk padahal ketundukan total dengan mendengarkan ayat tersebut yang patut dipertanyakan yaitu bagaimana jika penindasan dan ketidakadilan datangnya dari pemerintahan itu sendiri? Apakah kita akan diam saja seakan-akan kitab dan nabi-nabi dalam perjanjian lama tidak menegaskan perlawanan terhadap penguasa yang tidak adil?
Nah, ketika kita beranggapan demikian berarti kita belum membaca konteks alkitab secara penuh, karena di dalam alkitab para nabi Yeremia, Yesaya, Amos dipanggil untuk menyuarakan pesan Allah kepada umat. Mereka tidak hanya berbuat atau berputar sekitar lingkup religious tanpa menyentuh aspek social itu sendiri. Buktinya mereka melawan ketidakadilan yang dilakukan para penguasa mereka. Mereka bertindak dalam situasi ketidakadilan terhadap orang-orang miskin dan terpinggirkan. Merekaa tidak hanya diam termangung-mangung dan menikmati fasilitas sebagai pemangku keagamaan tetapi mereka justru menyuarakan ketidakadilan dihadapan para penguasa.
Jadi ketika kita sebagai orang beriman yang selalu merenungkan firman Tuhan harus berani menyuarakan ketidakadilan yang terjadi disekitar kita.
Komentar
Posting Komentar