Yesus Adalah Roti Hidup
Tanggal : 22 April 2021
Pemimpin : Wandi Sito Andilolo (Ak' 2019)
Lektor : Pryskilia Mangambu (Ak' 2019)
PL : Kristina Pina (Ak' 2019)
Bacaan pertama : Kisah Para Rasul 8:26-40
Bacaan Injil : Yohanes 6:44-51
Yesus bersabda, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku." Kata "ditarik"menegaskan bahwa inisatif keselamatan selalu berasal dari Allah. Kita sebagai manusia hanya dituntut untuk menanggapi inisiatif itu dengan iman yang teguh. Karenanya, kita semua yang percaya kepada Yesus adalah kumpulan orang yang ditarik oleh Bapa. Ada banyak cara yang dilakukan Bapa untuk menarik kita, yang mana ini tercermin dalam kisah hidup kita masing-masing yang sangat beragam. Namun, dari pihak kita, apakah kita rela ditarik oleh Bapa? Salah satu cara Bapa menarik kita agar mengalami keselamatan adalah dengan kehadiran Yesus secara nyata dalam Ekaristi. Ekaristi merupakan undangan keselamatan agar kita dapat mengalami kesatuan dengan Bapa. Ini tampak bukan dalam lagu-lagunya yang indah, khotbah sang imam yang bergelora, atau umat yang antuasias, melainkan pada kesatuan seluruh elemen dalam perayaan Ekaristi. Karena itu, kita dituntut untuk mengikuti Ekaristi dari awal sampai akhir secara penuh. Bukan hanya sebatas kegiatan rohani, Ekaristi adalah daya hidup kita sehari-hari. Inilah sumber dan puncak hidup kita. Setiap kali ambil bagian dalam perayaan Ekaristi, hidup kita diperbarui dalam semangat kasih. Cinta kasih sudah diajarkan dan diteladankan Yesus melalui pengorbanan-Nya. Dalam pengajaran tentang roti hidup, Yesus menjanjikan bahwa tubuh-Nya akan diberikan kepada kita untuk selama-lamanya. Ini mengacu pada peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Dengan memberikan diri-Nya, Yesus berharap agar semakin banyak orang sungguh-sungguh tergerak untuk menaati kehendak Bapa. Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: Apakah kita menghidupi iman kita dengan sungguh-sungguh? Apakah kita siap sedia dan terbuka untuk memanggul salib, mengorbankan diri, serta memberikan diri kita?
Komentar
Posting Komentar