Kehendak-Nya atau Kehendakku
Kisah Para Rasul 21:10-14
Pemateri : Lidya P. Thauwrisan, S. E.
Tanggal : 19 April 2021
Paulus sedang dalam perjalanan misi dan saat itu ia sedang ada di Kaisarea sebagai tempat perhentian terakhirnya sebelum ke Yerusalem. Agabus adalah seorang nabi yang datang kepada Paulus untuk menyampaikan nubuatan. Agabus mengambil ikat pinggang Paulus, mengikat kaki dan tangannya sendiri kemudian menyampaikan nubuatannya yang berarti nubuatan itu ditujukan kepada Paulus, kaki dan tangan yang diikat menjadi simbol atau tanda bahwa Paulus akan dipenjara, diserahkan kepada orang bukan Yahudi, mungkin diadili dan bahkan dijatuhi hukuman mati. Nubuatan ini digenapi di ay.33.
Kata “kami” merujuk kepada jemaat yang ada di Kaisarea dan rekan-rekan Paulus termasuk rekan dekatnya. Mereka mencoba untuk menghentikan dan menasihati Paulus untuk tidak melanjutkan perjalanannya. Mereka memohon bukan hanya sekali dua kali tetapi beberapa kali terlihat dari kata “παρεκαλοῦμεν” dalam bentuk imperfect dan kata “κλαίοντες” (ay.13) dalam bentuk present = suggesting continuous action (weeping).
Pada ay. 13, Paulus merespons dengan mengatakan “apa yang kamu lakukan”. Secara tidak langsung, tindakan mereka yang “meminta” dan “menangis” itu memiliki pengaruh secara emosional kepada Paulus. Pengaruh yang diberikan kepada Paulus dapat terlihat dari kata “συνθρύπτοντες” (menghancurkan) yang dapat diterjemahkan sebagai melembutkan, melemahkan = menekan Paulus dengan sangat keras untuk suatu keputusan; mematahkan = menghancurkan hati melalui kesedihan mereka. Paulus kemudian menegaskan keputusannya untuk tetap pergi ke Yerusalem. Terlepas dari nubuatan Agabus, Paulus akan tetap pergi sama seperti ia telah pergi ke beberapa kota. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa dia siap dan bersedia ditangkap di Yerusalem, bahkan mati jika memang harus demikian.
Ay.14 mereka akhirnya menyetujui kepergian Paulus ke Yerusalem. Reaksi mereka yang dicatat adalah mereka menerima kehendak Tuhan (τοῦ κυρίου is placed in emphasized initial position). Tuhan yang akan melakukan apa yang mau Ia lakukan di dalam hikmat dan anugerah-Nya. Mereka menyikapi atau menanggapi tekad Paulus yang tetap ingin pergi ke Yerusalem itu bukan dengan pasrah tetapi dengan pengakuan bahwa Tuhan menghendaki Paulus ditangkap di sana. Keberserahan diri kepada kehendak Tuhan ini sesuai dengan keyakinan jemaat mula-mula bahwa Tuhan yang memberikan misi itu, Tuhan pula yang akan memberi kekuatan dalam menghadapi penderitaan dan Tuhan juga yang akan meneguhkan kesaksian mereka.
Disorienting Dilemma
Ketika Paulus mendapatkan nubuatan dari Agabus, Paulus tahu Tuhan menghendaki dirinya untuk menderita di Yerusalem. Hal yang dilakukan Paulus bukanlah mengubah rencananya tetapi ia menyiapkan hatinya untuk siap menghadapi penderitaan itu. Dengan mata terbuka, ia melangkah pergi ke tempat yang bisa jadi merenggut nyawanya.
Moment encountering Paulus dengan Tuhan terdapat dalam Kis.9:15-16. Paulus
rela menderita bahkan mati jika itu adalah bagian dari rencana Tuhan. Paulus tahu bahwa hidupnya tidak lebih berharga dari pelayanan yang Tuhan telah percayakan kepada-Nya. Ketaatannya kepada kehendak Tuhan mengalahkan motif pribadinya.
Akan selalu ada ketegangan antara kehendak Allah dengan kehendak kita. Allah tidak memaksa kita melakukan kehendak-Nya sekalipun Ia tentu menghendaki kita melakukannya. Allah memberi kita free will untuk memilih, kita mau menundukkan diri dibawah kehendak-Nya atau kita berjalan dengan kehendak kita sendiri. Paulus memilih own destinynya. Ia memilih untuk melakukan kehendak Allah.
Meaning Making
Bagaimana caranya kita mengetahui kehendak Allah?
Berdoa dan bangun relasi dengan Tuhan. Lukas 22:39-46. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Kenapa sulit melakukan kehendak Tuhan?
Doa menjadi hal utama dan terpenting atau hanya sekedar pilihan? Jika doa hanya menjadi pilihan akan sulit untuk melakukan kehendak Tuhan karena tidak ada relasi dengan Tuhan. Namun, jika doa menjadi hal utama dan terpenting maka kita akan mudah untuk menangkap visi dari Tuhan dan hati kita akan mau melakukannya willingly.
Komentar
Posting Komentar