Langsung ke konten utama

RENUNGAN BULAN OKTOBER

 

"Mengasihi Tuhan"

(Yohanes 21:15-19)


Krisda Yanti (IE 2018)

Ketika manusia mengasihi sesama manusia merupakan hal yang biasa terjadi atau biasa dilakukan. Orang tua mengasihi anaknya, ia akan bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Anak mengasihi orang tua, ia akan melakukan apapun yang diinginkan oleh orang tua, membanggakan orang tuanya. Anak muda mengasihi pacarnya pasti melakukan yang terbaik untuk pasangannya.

Untuk membuktikan kasih seseorang kepada sesamanya pasti melakukan pengorbanan. Baik itu mengorbankan waktu, mengorbankan tenaga, mengorbankan pikiran bahkan mengorbankan perasaannya. Seperti Tuhan Yesus, untuk membuktikan kasih-Nya kepada manusia, Dia rela diolok-olokkan, rela disiksa, rela dipermalukan bahkan merelahkan diriNya sendiri mati di kayu salib menebus dosa-dosa manusia.

Nah, pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri “apakah saya sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Apakah saya sudah sungguh-sungguh membuktikan dalam kehidupan saya bahwa saya mengasihi Tuhan”? Mungkin masing-masing orang tidak akan sulit menjawab pertanyaan tersebut karena setiap orang punya cerita sendiri tentang dirinya yang mengasihi Tuhan.

Dalam Yohanes 21: 15-19, Tuhan dengan tegas bertanya sebanyak 3 kali kepada Petrus mengenai kasihnya kepada Tuhan. Tuhan mengatakan “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku”? (seperti yang kita ketahui Simon Petrus merupakan murid paling dekat dengan Tuhan Yesus). Tuhan bertanya kepada Simon Petrus untuk mengkonfirmasi apakah memang betul Petrus mengasihi Tuhan. Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, sebagai umat Tuhan, sebagai anak-anak Tuhan, apa yang harus dilakukan sebagai bukti bahwa kita mengasihi Tuhan?

Hal yang harus dilakukan untuk membuktikan kita “Mengasihi Tuhan” ialah: pertama, sungguh-sungguh percaya atau beriman penuh, artinya tidak meragukan penyertaan Tuhan. Yohanes 21:15-17, tiga kali Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus mempertanyakan apakah benar bahwa Petrus mengasihi Yesus. Ini menunjukkan bahwa Petrus masih kesulitan mengetahui apakah ia mengasihi Tuhan Yesus? Kunci ketidakmampuan Petrus ada pada keterbatasan pengetahuannya akan kasih Tuhan. Petrus pernah dengan yakin dengan pengetahuannya sendiri bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus. Namun ia keliru, ia bahkan menyangkal Yesus sampai 3 kali.

 Itulah sebabnya Petrus mengatakan dalam ayat 17b, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau Tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”. Hal ini menegaskan bahwa kasih yang kita miliki tidak akan pernah sanggup mengasihi Tuhan, tidak akan pernah sanggup membalas kasih yang diberikan Tuhan kepada kita.

Sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus berarti diakui dalam pengakuan kita kepada Yesus. Sungguh-sungguh percaya harus dibuktikan dalam tindakan, dibuktikan melalui pengorbanan. Karena kita tidak sanggup membalas kasih yang dari Tuhan itu makanya kita harus membuktikan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan.

Pembuktian yang kedua yang kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita “Mengasihi Tuhan” ialah Tetap Bertahan. Ayat 19 akhir, Yesus mengatakan kepada Petrus “Ikutlah Aku”. Ini merupakan ajakan Yesus kepada petrus untuk tetap mengikuti Yesus dalam segala situasi.hal ini juga menjadi gambaran agar Petrus tetap setia, tidak goyah, berani menghadapi apapun. Bahkan ketika dalam situasi yang sulit, penuh tantangan tetap setia dan tetap mengikuti Tuhan. Seperti cerita nabi Habakuk yang bertahan dan memiliki pengharapan, bahkan ketika dalam rintangan hidupnya tetap mengasihi Tuhan, ia masih bisa memuji Tuhan (Habakuk 3:17-19). Seperti cerita Yusuf yang dibenci saudara-saudaranya, dijual ke Mesir, digoda oleh tante Potifar dan masuk penjara. Tetapi ia tetap mengasihi Tuhan. (Kejadian 50:20 “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, denga maksud seperti sekarang ini, yakni memelihata hidup suatu bangsa yang besar.”).

Buktikan bahwa kita mengasihi Tuhan melalui percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan(perkataan sesuai dengan tindakan) dan tetap bertahan dalam situasi dan kondisi apapun.

Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...