"Mengasihi Tuhan"
Ketika manusia mengasihi sesama manusia merupakan hal yang biasa terjadi atau biasa dilakukan. Orang tua mengasihi anaknya, ia akan bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Anak mengasihi orang tua, ia akan melakukan apapun yang diinginkan oleh orang tua, membanggakan orang tuanya. Anak muda mengasihi pacarnya pasti melakukan yang terbaik untuk pasangannya.
Untuk membuktikan kasih seseorang kepada sesamanya pasti melakukan pengorbanan. Baik itu mengorbankan waktu, mengorbankan tenaga, mengorbankan pikiran bahkan mengorbankan perasaannya. Seperti Tuhan Yesus, untuk membuktikan kasih-Nya kepada manusia, Dia rela diolok-olokkan, rela disiksa, rela dipermalukan bahkan merelahkan diriNya sendiri mati di kayu salib menebus dosa-dosa manusia.
Nah, pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri “apakah saya sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Apakah saya sudah sungguh-sungguh membuktikan dalam kehidupan saya bahwa saya mengasihi Tuhan”? Mungkin masing-masing orang tidak akan sulit menjawab pertanyaan tersebut karena setiap orang punya cerita sendiri tentang dirinya yang mengasihi Tuhan.
Dalam Yohanes 21: 15-19, Tuhan dengan tegas bertanya sebanyak 3 kali kepada Petrus mengenai kasihnya kepada Tuhan. Tuhan mengatakan “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku”? (seperti yang kita ketahui Simon Petrus merupakan murid paling dekat dengan Tuhan Yesus). Tuhan bertanya kepada Simon Petrus untuk mengkonfirmasi apakah memang betul Petrus mengasihi Tuhan. Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, sebagai umat Tuhan, sebagai anak-anak Tuhan, apa yang harus dilakukan sebagai bukti bahwa kita mengasihi Tuhan?
Hal yang harus dilakukan untuk membuktikan kita “Mengasihi Tuhan” ialah: pertama, sungguh-sungguh percaya atau beriman penuh, artinya tidak meragukan penyertaan Tuhan. Yohanes 21:15-17, tiga kali Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus mempertanyakan apakah benar bahwa Petrus mengasihi Yesus. Ini menunjukkan bahwa Petrus masih kesulitan mengetahui apakah ia mengasihi Tuhan Yesus? Kunci ketidakmampuan Petrus ada pada keterbatasan pengetahuannya akan kasih Tuhan. Petrus pernah dengan yakin dengan pengetahuannya sendiri bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus. Namun ia keliru, ia bahkan menyangkal Yesus sampai 3 kali.
Sungguh-sungguh
percaya kepada Tuhan Yesus berarti
diakui dalam pengakuan kita kepada Yesus. Sungguh-sungguh percaya harus
dibuktikan dalam tindakan, dibuktikan melalui pengorbanan. Karena kita tidak sanggup
membalas kasih yang dari Tuhan itu makanya kita harus membuktikan dengan sungguh-sungguh
kepada Tuhan.
Pembuktian yang
kedua yang kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita “Mengasihi Tuhan” ialah Tetap Bertahan. Ayat 19 akhir, Yesus mengatakan
kepada Petrus “Ikutlah Aku”. Ini merupakan ajakan Yesus kepada petrus untuk
tetap mengikuti Yesus dalam segala situasi.hal ini juga menjadi gambaran agar
Petrus tetap setia, tidak goyah, berani menghadapi apapun. Bahkan ketika dalam
situasi yang sulit, penuh tantangan tetap setia dan tetap mengikuti Tuhan.
Seperti cerita nabi Habakuk yang bertahan dan memiliki pengharapan, bahkan
ketika dalam rintangan hidupnya tetap mengasihi Tuhan, ia masih bisa memuji
Tuhan (Habakuk 3:17-19). Seperti cerita Yusuf yang dibenci saudara-saudaranya,
dijual ke Mesir, digoda oleh tante Potifar dan masuk penjara. Tetapi ia tetap
mengasihi Tuhan. (Kejadian 50:20 “Memang
kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, denga maksud seperti sekarang ini, yakni
memelihata hidup suatu bangsa yang besar.”).
Buktikan bahwa kita mengasihi Tuhan melalui percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan(perkataan sesuai dengan tindakan) dan tetap bertahan dalam situasi dan kondisi apapun.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Komentar
Posting Komentar