"Bahagia Dalam Percobaan"
Menurutmu,
apakah kebahagiaan itu? Apa hal yang mampu membuatmu bahagia? Setiap orang dalam
dunia ini tentu menghendaki kebahagiaan di dalam kehidupannya. Setiap orang
menginginkan suatu kehidupan yang menyenangkan dan penuh dengan sukacita. Berbicara
mengenai kebahagiaan, tentu kita semua setuju bahwa itu akan berkaitan dengan
kehidupan yang tidak ada masalah, kesedihan, tekanan, dan hal buruk lainnya.
Bisa dikatakan bahagia itu suatu keadaan yang bebas dari segala yang
menyusahkan.
Firman
Tuhan dalam Yakobus 1:2 mengatakan: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”. Sekilas
kalau kita membaca ayat ini, mungkin sebagian besar dari kita bertanya – tanya.
Bagaimana mungkin kita bisa bahagia ketika berada dalam pencobaan? Misalnya
kita sedang berada dalam keadaan dikhianati oleh teman atau pacar, rasa –
rasanya mana mungkin kita bisa merasakan kebahagiaan. Tetapi firman Tuhan ini
mengajarkan kita untuk berpikir sebaliknya, anggaplah sebagai sesuatu yang
menyenangkan, meskipun kita menghadapi bermacam – macam rintangan yang sangat
membelenggu kehidupan kita.
Kemudian,
jika kita membaca ayat berikutnya dalam Yakobus 1:3 dikatakan: “sebab kamu
tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan”. Dari ayat
ini kita diberikan penjelasan bahwa ternyata pencobaan – pencobaan yang kita
alami adalah untuk menguji iman kita yang nantinya akan menghasilkan ketekunan.
Sebagai ilustrasi, seseorang akan tekun belajar karena ada tantangan dari
lingkungannya, misalnya ada teman yang lebih rajin dan pintar atau ada harapan
orang tua terhadap dirinya. Bayangkan saja jikalau hidup kita berjalan lurus
saja seperti yang kita kehendaki dan kita selalu mendapatkan apa yang kita mau,
bisa jadi kita malah mengandalkan kekuatan sendiri dan meninggalkan Tuhan pada
akhirnya.
Lebih
lanjut dalam ayat 4 dikatakan: “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah
yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa
pun”. Oleh karena itu, biarkanlah pencobaan yang kita alami membangun
ketekunan yang semakin kuat. Biarkanlah ketekunan itu menghasilkan buah yang
matang. Biarkanlah buah itu matang dan membuat kehidupan kita sempurna dalam
mengikut Tuhan.
Komentar
Posting Komentar