Langsung ke konten utama

RENUNGAN BULAN MARET

 JANGAN TUNGGU MASALAH UNTUK DEKAT DENGAN TUHAN
Angelica Chelsia (Ilmu Ekonomi 2024)

Pernahkah kita merasa hidup kita sedang berjalan dengan baik? Tidak ada masalah besar yang datang, segala sesuatunya terasa lancar dan nyaman. Dalam kondisi seperti ini, seringkali kita merasa tidak perlu mendengarkan nasehat atau peringatan dari siapapun, apalagi dari Tuhan. Namun, dalam Yeremia 22:21, Tuhan menyampaikan teguran yang penting.

"Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: 'Aku tidak mau mendengarkan!' Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!"

Ayat ini mengingatkan kita pada kondisi umat Israel yang hidup dalam ketenangan, namun mengabaikan suara Tuhan. Mereka merasa tidak perlu mendengarkan Tuhan karena hidup mereka tampak baik-baik saja. Namun, Tuhan menegur mereka, karena mereka tidak mendengarkan suara-Nya meskipun keadaan mereka sedang nyaman.

Hal yang sama bisa terjadi pada kita, terutama sebagai anak muda di zaman sekarang. Ketika segala sesuatu tampak berjalan dengan baik, kita sering merasa bahwa kita bisa mengatur hidup kita sendiri tanpa perlu memperhatikan petunjuk Tuhan. Kita merasa bahwa kita cukup kuat dan bijaksana untuk membuat keputusan tanpa pertolongan-Nya. Namun, justru dalam saat-saat seperti itulah kita harus lebih peka untuk mendengarkan Tuhan. Tidak salah bila kita datang mencari Tuhan ketika dalam masalah. Namun, apakah kita harus menunggu sampai musibah menimpa kita baru kita sungguh-sungguh datang kepada-Nya? Mengapa, ketika masih muda, kuat, sehat, dan berkelimpahan, kita justru 'hitung-hitungan' dan tidak mau memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Ini adalah pertanyaan yang perlu kita renungkan. Apakah kita baru akan sungguh-sungguh melayani Tuhan setelah segalanya hancur?

Dalam Matius 19:16-22, kita membaca tentang seorang anak muda yang hidupnya makmur. Segala sesuatunya tampak baik, bahkan dalam hal kerohanian dia tidak bercacat. Dia sudah melakukan segala hukum Taurat dengan baik, tetapi satu hal kurang—seperti yang dikatakan Yesus: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Matius 19:21). Anak muda ini lebih memilih mencintai hartanya daripada mengikut Tuhan. Harta, kemewahan, dan uang menjadi prioritas utama dalam hidupnya, melebihi kasihnya kepada Tuhan. Karena itu, dia memilih untuk meninggalkan Tuhan daripada harus kehilangan hartanya.

Renungan ini mengingatkan kita untuk tidak hanya mendekat kepada Tuhan ketika kita sedang menghadapi masalah. Justru, saat keadaan kita baik-baik saja, kita harus bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan. Saat kita muda, sehat, dan berkelimpahan, kita memiliki kesempatan besar untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Jangan menunggu sampai keadaan menjadi buruk, baru kita merasa perlu untuk berubah.

”Bersungguh-sungguhlah di dalam Tuhan selagi keadaan kita baik, jangan tunggu sampai Dia menegur kita!”




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...