Langsung ke konten utama

REVIEW PENDALAMAN ALKITAB

  “DOA”

Pelayan Firman: Agusthina, S.Pi., M.Th.
Hari/Tanggal: Jumat, 10 Oktober 2025 
Waktu: 19.00 WITA
Tempat Pelaksanaan: Sekretariat Perkantas Makassar
Moderator: 
Robin Tangkelangan (IE'24)


Pendalaman Alkitab yang diadakan oleh pengurus dan dibawakan oleh Kak Agustina, S.Pi., M.Th. ini mengangkat tema tentang doa. Dari awal materi, peserta diajak untuk melihat doa bukan hanya sebagai kewajiban rohani atau rutinitas yang dilakukan setiap hari, tetapi lebih sebagai cara untuk berbicara dan berhubungan langsung dengan Tuhan. Doa dijelaskan sebagai sesuatu yang sederhana, yaitu saat seseorang membuka hati, jujur di hadapan Tuhan, dan menyampaikan apa yang dirasakan, entah itu ucapan syukur, permintaan, pengakuan dosa, ataupun curahan isi hati. Kak Agustina menegaskan bahwa doa bukanlah rumus ajaib agar seseorang cepat mendapat kesuksesan, kesembuhan, atau hal-hal yang diinginkan. Doa memiliki makna yang jauh lebih dalam karena melalui doa, setiap orang bisa membangun hubungan yang akrab dan pribadi dengan Tuhan. Melalui doa juga, seseorang belajar untuk lebih bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Tuhan selalu tahu apa yang terbaik dalam hidup.

Dalam pembahasan Matius 6:5–15, peserta diajak untuk belajar langsung dari ajaran Yesus mengenai bagaimana seharusnya orang Kristen berdoa. Yesus menegaskan agar tidak berdoa hanya untuk dilihat atau dipuji orang lain. Yang terpenting dalam doa bukanlah panjang pendeknya atau di mana doa dilakukan, melainkan ketulusan hati di hadapan Tuhan. Doa yang sejati adalah doa yang keluar dari hati, bukan sekadar formalitas. Dalam Doa Bapa Kami, Yesus memberikan contoh doa yang seimbang, dimulai dengan memuliakan nama Tuhan, menyerahkan hidup kepada kehendak-Nya, kemudian memohon kebutuhan sehari-hari, serta mengakui dosa dan belajar mengampuni sesama. Yesus juga menekankan pentingnya mengampuni orang lain, sebab tanpa mengampuni, seseorang tidak dapat berharap menerima pengampunan dari Tuhan. Melalui doa, hubungan dengan sesama juga terjaga, bukan hanya hubungan dengan Tuhan.

Dari kegiatan ini dapat dipahami bahwa doa bukan sekadar tentang meminta sesuatu, tetapi tentang mendekatkan diri kepada Tuhan dan melatih hati agar semakin peka terhadap kehendak-Nya. Doa bukan hanya mengubah keadaan, tetapi juga mengubah pribadi yang berdoa, cara berpikir, bersikap, dan memandang hidup. Meskipun tidak semua doa langsung dijawab sesuai keinginan, di situlah seseorang belajar sabar dan percaya bahwa Tuhan selalu memiliki waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Pendalaman Alkitab ini membuka pandangan baru tentang arti doa yang sesungguhnya, bahwa doa bukan kewajiban agama semata, melainkan momen berharga untuk berbicara dengan Bapa yang penuh kasih dan selalu mendengarkan. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...