Langsung ke konten utama

ARTIKEL BULAN SEPTEMBER


Nama: Robin Tangkelangngan
Jurusan/Angkatan: Ilmu Ekonomi 2024

IBRANI 11:1
IMAN YANG BERGERAK LEBIH DARI SEKEDAR TAHU, TAPI MELANGKAH

Sebagai mahasiswa, kita sering sekali mendengar kata "iman," terutama saat menghadapi tekanan deadline, ujian sulit, atau keraguan akan masa depan. Iman seolah menjadi jubah yang kita kenakan saat kesulitan, namun apa sebenarnya inti dari iman itu, dan bagaimana ia relevan dalam realitas kampus kita? Firman Tuhan dalam Ibrani 11:1 memberikan definisinya yang paling indah: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Definisi ini menunjukkan bahwa iman memiliki dua fungsi krusial: sebagai fondasi kokoh bagi segala pengharapan kita yang bersandar pada kesetiaan Allah, bukan pada optimisme buta dan sebagai bukti rohani yang membuat hal-hal yang tidak terlihat (seperti penyertaan Tuhan, rencana-Nya yang sempurna, atau keadilan-Nya) menjadi nyata di dalam hati kita, memberi kita kekuatan untuk terus maju meski keadaan tampak mustahil.


Iman yang Berkeringat: Dari Percaya Menjadi Bertindak

Namun, iman sejati tidak boleh hanya berdiam diri di alam pikiran; ia harus bergerak. Rasul Yakobus mengingatkan kita bahwa "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" (Yakobus 2:17). Ini berarti iman bukanlah teori pasif yang menunggu mukjizat tanpa usaha; sebaliknya, ia adalah energi yang mendorong tindakan nyata. Sebagai mahasiswa, iman yang bergerak terlihat ketika kita belajar dengan gigih (bertindak) karena kita percaya (iman) Tuhan akan memberkati upaya kita; ketika kita berani mengasihi dan memaafkan teman (bertindak) karena kita percaya identitas kita di Kristus lebih kuat dari rasa sakit (iman); atau ketika kita berani berkata 'tidak' pada godaan (bertindak) karena kita percaya tubuh kita adalah bait Roh Kudus (iman). Iman sejati membuat kita proaktif, bertanggung jawab atas bagian kita, sambil sepenuhnya bersandar pada kekuatan Tuhan yang melampaui batas kemampuan kita.


Menjaga Bara Iman Tetap Menyala di Tengah Kesibukan

Dunia kampus penuh dengan distraksi yang bisa meredupkan api iman. Agar iman kita tetap hidup dan efektif, kita harus merawatnya. Pertama, prioritaskan waktu hening dan Firman Tuhan; jadikan quiet time sebagai "janji temu" terpentingmu yang memberi nutrisi dan arah bagi jiwamu. Kedua, berjalanlah dalam komunitas yang jujur (seperti di PMKO); berbagi pergumulan dan menyaksikan kesaksian orang lain adalah bahan bakar yang menguatkan keyakinan kita bahwa Tuhan benar-benar bekerja. Terakhir, lakukanlah 'tindakan iman' yang kecil setiap har seperti memilih untuk memuji Tuhan meski sedang stres, atau berani melayani meski lelah. Setiap tindakan kecil yang didorong oleh keyakinan adalah latihan otot iman yang akan membuat kita semakin kuat saat menghadapi tantangan besar. Mari kita jadikan iman kita bukan hanya keyakinan yang diucapkan, tetapi daya dorong yang menguatkan setiap langkah kita sebagai mahasiswa Kristus.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun dan Menguatkan

Membangun dan Menguatkan “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25) Dalam menjalani kehidupan ini, tak dapat dipungkiri bahwa masalah bisa saja datang silih berganti. Masalah-masalah yang datang terkadang mampu kita hadapi seorang diri tetapi ada kalanya masalah itu terlalu berat dan kita membutuhkan topangan dari orang lain. Tuhan Yesus sendiri memang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial dan bukan makhluk individualis. Dalam Kejadian 2:18 berkata “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Firman ini memiliki arti bahwa manusia memang diciptakan memiliki keterkaitan  dengan sesamanya. Kita sebagai manusia meman...

Renungan Bulan Desember

Firman Tuhan Adalah Benih Yang Menghidupkan ( Mzm. 1:1-3 ; Luk. 8:11-15) Mazm. 1:1-3    Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Firman Tuhan adalah makanan rohani orang percaya untuk bertumbuh akan pengenalan kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Namun dewasa ini, banyak orang Kristen yang enggan membaca Alkitab dengan berbagai alasan. Padahal, jika kita membaca dalam Mzm. 1:1-3, seharusnya kita senantiasa membaca bahkan merenungkan Firman Tuhan agar kita menjadi orang yang diberkati di dalam Dia. Menjadi orang yang diberkati bukan menjadi tujuan hidup orang yang hidup di dalam Tuhan, melainkan suatu anug...

Review Pendalaman Alkitab

DOA Waktu Pelaksanaan      : Selasa, 12 Oktober 2021 Pemateri                       : Ev. Pieter G. O. Sunkudon Jumlah Peserta             : 47 orang Ayat Alkitab                : Matius 6:5-15      Doa merupakan kebiasaan atau gaya hidup setiap orang percaya sehingga seringkali dikatakan doa sebagai nafas hidup orang percaya. Seringkali kita berdoa tetapi tidak juga didengar atau dibalaskan oleh Tuhan. Hal ini dikarenakan beberapa kesalahan yang kita perbuat ketika berdoa. Dalam Matius 6:5-8, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam berdoa. Dalam firman Tuhan tersebut, dikatakan bahwa seringkali banyak orang yang berdoa seperti orang munafik yang berdoa di tempat umum untuk dilihat atau dikenal...